Saling memaafkan tidak hanya di Lebaran saja, kita bisa mengaplikasikannya setiap saat. Manusia adalah tempanya salah dan lupa. Melakukan kesalahan adalah hal yang normal. Dan Anda tidak perlu ragu untuk meminta maaf jika berbuat salah. Dan jika ada yang meminta maaf kepada Anda, sudah seyogyanya Anda memaafkan. Namun, memang memaafkan tidak semudah membalikan telapak tangan. Terkadang Anda merasa tidak adil jika Anda memaafkan orang yang jelas-jelas merugikan Anda atau orang lain.
Berikut sekedar tips agar Anda bisa memaafkan segala kesalahan. 5 langkah agar Anda bisa memaafkan tersebut adalah REACH. Cara ini diperkenalkan oleh Everett Worthington, yang anak dari korban pembunuhan. (Ibunya dipukuli sampai meninggal dengan sebuah linggis dan pemukul bisbol. Dia diperkosa dan rumahnya porak poranda. )
R (recall)= mengingat kembali rasa luka itu seobjektif mungkin. Jangan berpikir pelakunya adalah orang jahat. Jangan bergumul dengan rasa kasihan pada diri sendiri.
E (empathize) =berempati, berusahalah untuk memahami sudut pandang si pelaku, mengapa orang ini melukai Anda. Untuk membantu Anda melakukan tahapan ini, ingatlah
- Ketika seseorang merasa nyawanya terancam, ia akan melukai orang yang tak bersalah
- Seseorang yang menyerang orang lain biasanya dia sendiri sedang dalam keadaan takut, cemas dan terluka
- Situasi yang ditemui oleh orang itulah, bukan kepribadian dasarnya, yang membuat dia bisa melukai orang lain
- Orang sering tidak berpikir panjang ketika melukai orang lain
A (Altruistic) =maaf. Sebagai langkah awal kenanglah kembali saat Anda melakukan pelanggran, lalu merasa bersalah dan akhirnya dimaafkan. Ini adalah hadiah yang anda terima dari orang lain. Dan berilah hadiah ini (maaf) kepada orang lain bukan untuk kepetingan kita sendiri. Kita memberikannya untuk kebaikan si pelaku.
C (Commit) =tekad, bertekadlah untuk memaafkan secara terbuka. Beritahukanlah kepada orang lain. Jadikan ini sebagai kontrak maaf yang akan membawa Anda menuju langkah akhir.
H (hold) =berpegang teguh pada pemaafan. Memafkan bukanlah penghapusan, memaafkan lebih merupakan pada kesan yang ditimbulkan kenangan. Penting untuk disadari bahwa memiliki kenangan buruk bukan berarti tidak memaafkan. Ingatkan diri Anda bahwa telah memaafkan.
(Sumber: Authentic Happiness, M. Seligman)