Minggu ini saya kehilangan salah satu orang yang mempengaruhi dalam hidup ini. Dia adalah orang yang selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan pada diriku. Dia adalah nenekku. Neneku telah meninggakan “harta” yang tek ternilai. Dia tidak mengajarkan cara menjadi kaya ataupun ilmu canggih tentang teknologi. Namun dia mengajarkan satu nilai BESAR, yaitu
Kejujuran Saat ini banyak orang tua yang memilih mengajarkan anaknya bahasa asing, teknologi dan berbagai hal. Namun sedikit yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Sehingga tidak heran mengapa korupsi begitu merajalela, mereka tidak diajari apa itu kejujuran.
Salah satu pesan klasik yang tertanam pada diriku adalah :
“ Nang, dadi wong nomer siji ki jujur, nek jajan ngomong opo anane. Nek jipuk loro yo ngomong loro” (artinya : Nang (panggilan anak jawa), jadi orang yang pertama itu jujur, kalau jajan (beli makanan) itu apa adanya, kalau makan dua ya bayarnya dua”)
Neneku tidak hanya mengajarkan secara filosofis dan teoritis. Dia mengajarkan secara konkret bagaimana kejujuran itu dilaksanakan. Dan dia juga selalu mengajarkan bahwa semua telah ditetapkanNya, jadi kita tidak perlu berbohong atau meminta sesuatu yang bukan hak kita.
Semoga ilmu yang bermanfaat ini bisa memberikan hikmah bagi kita semua