Kamis, 07 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (2)

Ada pertanyaan menarik, apakah passion = hobi? Memang banyak orang menemukan passion dari hobi yang mereka tekuni, namun hobi bukanlah passion. Hobi merupakan pintu untuk menemukan panggilan jiwa kita. Kalau saya ditanya apa hobinya? Dengan senang hati saya menjawab “Makan, tidur, jalan-jalan.”. apakah itu passionku?

Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, passion/lentera hati erat kaitnya dengan tujuan hidup kamu. Passion bukan sekedar sesuatu hal yang kamu sukai, tapi itu merupakan panggilan jiwa yang bisa membawa kamu tidak hanya bahagia tapi juga bermakna. Suatu hal yang kadang terlupakan banyak orang, mereka terlihat bahagia namun hatinya kosong. Berbeda kalau kita mampu memenuhi panggilan jiwa ini, kita tidak hidup penuh gairah, tapi juga melewati setiap kehidupan dengan penuh makna.

Hal menarik lainnya adalah orang yang hidup dengan passionnya bisa memberikan pencerahan bagi lingkungan sekitarnya. Saya telah bertemu begitu banyak orang yang memenuhi panggilan jiwanya, setiap pesan dan aksinya mempunyai ruh yang mampu menginspirasi banyak orang. Sungguh luar biasa!.

Lalu pertanyaannya adalah bagaimana menemukan passion kamu, bukan sekedar hobi aja? S Covey membagi suara hati ini menjadi beberapa aspek, yaitu Bakat: bakat dan kekeuatan alamiah Anda, Gairah hidup: hal-hal yang membuat Anda bersemangat,memotivasi dan mengilhami Anda, Kebutuhan (need) apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang disekitar Anda sehingga mereka bersedia membayar Anda, Nurani (conscience): suara batin kita, yang menunjukan kepada kita apa yang benar dan mendorong kita untuk bertindak sesuai dengannya.

Saya akan coba membahasnya dengan apa yang saya alami, mengapa? Saya percaya, untuk menemukan panggilan jiwa ini membutuhkan waktu dan proses. Setiap aspek diatas juga perlu diuji dulu. Dan setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda. Saya juga yakin setiap orang mempunyai cara sendiri untuk mendapatkan misi hidupnya sendiri.

Salah satu cara menemukan rahasia hidup ini adalah mencoba memahami apa yang kita alami diwaktu lampau. Seperti yang saya alami saat….
Tahun kedua Kuliah

Setelah saya gagal bisnis donat, saya mencoba aktifitas lain. Saya sempat bersentuhan dengan beberapa MLM tapi itu tidak bertahan lama, karena saya merasa itu bukan “cara” saya. dalam pencarian itu saya malah menemukan sesuatu yang berbeda, yaitu Mamboe Psing.



Mamboe Psing? Apa itu? Kepanjangan adalah Mari Memboeat Psikologi Going-Going. Cukup aneh bukan? Seperti namanya, orang-orangnya pun unik bin ajaib. Mamboe Psing menjadi komunitas sendiri yang mewarnai hidup saya. selain bisa menyalurkan hobi saya jalan-jalan, saya juga menemukan makna baru bagi hobi saya itu : berani mencoba hal yang baru, selalu mencari tantangan baru.

Memang kegiatan Mamboe Psing tidak terarah dan terorganisir dengan baik. Tidak ada visi dan misi, murni komunitas cair yang ingin mengepresikan jati dirinya. Jadi jangan heran jika kegiatan tidak jelas dan sporadis. Dari sekedar kumpul-kumpul, fieldtrip malam hari ke Parang kusumo, Jakal bahkan Sarkem. Dari nongkrong, cari catatan, ngerjain tugas sampai ngupulin tugas ke kos Asisten Pratikum (sengaja pada telat biar bisa pada “ngapel” mbak asisten :D).

Memang saya merasakan sendiri kegiatan saat itu lebih kearah hura-hura, senang dan pelampiasan hasrat sesaat. Namun saya juga belajar untuk berani melakukan sesuatu baru. Banyak hal gila yang kita lakukan bersama, walau terkesan tidak ada gunanya namun saya belajar. Saat kita berani melakukan sesuatu yang “gila”, kita sebenarnya sedang belajar keluar dari zona aman kita. Dan yang terjadi adalah kita mampu melakukan segala sesuatu yang mungkin sebelumnya.

Hal ini terbukti dengan prestasi akedemik yang saya alami. Tidak pernah ada yang menyangka saya bisa mencapai IP 3,8. Kog bisa? Saya sendiri waktu itu kaget, namun itulah kenyataan. Walaupun saya jarang belajar, bahkan terkadang hanya hari H ujian saja, namun saya menikmati prose situ. Saya menemukan Gairah saat kuliah. Saya mencoba menjawab Bakat saya dengan mencari mata kuliah atau dosen yang menarik bagi.
Selain itu saya juga menemukan gairah lain diluar kuliah. Yaitu desain grafis, saya mulai memenuhi kebutuhan lingkungan sekitar saya. banyak teman mempercayakan urusan desain kepada saya. Padahal saya hanya belajar otodidak, namun saya mencoba memenuhi hasrat saya untuk belajar hal baru, mengembang kreatifitas saya, mencoba mewujudkan imajinasi saya.

Namun masa hura-hura itu berubah oleh kejadian yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Sebuah periswa yang menyentuh nurani saya sekaligus menjawab kebutuhan hakiki yang ada didalam diri saya.

Apa itu? Tunggu ditulisan berikutnya ^^

(bersambung..)
Bagaimana kekuatan nurani itu penting untuk mengarahkan passion kita? Bagaimana ternyata banyak hal yang lebih penting sekedar memenuhi ego kita?

1 comments:

Irma Senja mengatakan...

salute,....muda dan cerdas ^^

selamat sore :)