Sabtu, 09 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (3)




“Your work is going to fill a large part of your life, and the only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work. And the only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking. Don’t settle.” (Steve Jobs)



Apakah kamu merasa bahagia dengan hidupmu? Di tahun kedua kuliah (baca : http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-2.html), saya benar-benar menemukan jalan kebahagian. Saya menikmati setiap apa yang saya lakukan. Namun, ada beberpa pertanyaan yang terlupakan saat itu. Apakah kamu merasa bermakna? Apakah bedanya adanya kamu buat dunia ini, dibanding tidak ada kamu?

Untuk itulah Tuhan mengingatkan saya dengan suatu peristiwa yang sangat mengubah hidup saya. suatu kisah yang terjadi saat..

Tahun ketiga kuliah

Di tahun ini saya merasa benar-benar merasa bersemangat dalam hidup ini. Banyak ide yang ingin saya lakukan. Banyak tantangan yang saya taklukan. Seperti pergi ke Sumatera, terjun dunia entertainment, hingga membuat bisnis baru. Namun pada suatu peristiwa yang tidak pernah dilupakan oleh semua orang Jogja : Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Yah, kejadian ini sangat mengubah hidup saya. waktu itu saya benar-beanr merasa bahwa hidup saya tinggal sebentar. Saya sudah merasa dekat dengan sakratul maut. Sebelum Gempa, saya sudah merasa “tidak enak”, saya bangun sekitar pukul 2 pagi, dan tidak bisa tidur lagi. Selepas Subuh saya pergi ke warnet, dan diwarnet inilah saya merasakan gempa. Orang-orang berhamburan, insting pun bergerak menyelaatkan diri tanpa menghiraukan apapun.

Selepas itu pikiran saya dipenuhi beberapa pertanyaan: apa yang terjadi? Mengapa hal itu terjadi? Bagaimana kalau kejadian itu bisa membuat saya meninggalkan dunia ini? Untuk apa hidup ini? Benarkah apa yang saya lakukan ini berjalan kea rah yang benar?

Kembali ke kos, pertanyaan-pertanyaan ini masih mengingang, saya belum bisa menjawab. Saya memilih untuk melakukan hobi saya : tidur (untuk menenangkan diri, dank arena ngantuk juga :D). bahkan ketika isu tsunami merebak, saya termasuk orang yang tenang dan tetap memilih untuk tidur saja. Walaupun saat itu keadaan masih penuh dengan ketidakpastian. Listrik mati, informasi tidak jelas.

Di hari kedua, saya mulai berpikir untuk melakukan sesuatu. Kita tahu bahwa keadaan terparah saat itu ada di Bantul. Saya berinisiatif untuk segera kesana. Saya masih ingat, saat itu saya termasuk tim pertama dari Fakultas Psikologi UGM yang terjun ke lokasi korban Gempa. Saya menyaksikan sendiri, belum meratanya bantuan. Banyak orang masih merasa tidak berdaya.

Setelah itu saya menghabiskan waktu saya untuk menjadi relawan di Kampus. Waktu itu saya belum mengerti kenapa ikut dalam tim Kampus, bukan yang lain (organisasi lain). saya hanya mengikuti kata hati saja. Bahkan ketika ada tawaran untuk terlibat dalam KKN membantu korban bencana saya tetap memilih bergabung dengan tim Psikologi. Saya tidak ingin keinginan saya membantu mereka hanya terbatas karena “tugas KKN” saja.

Dan ternyata pilihan saya sesuai dengan apa yang saya cari selama ini. Yaitu pertanyaan mengapa saya belajar psikologi. Yaitu bagaimana saya bisa bermanfaat bagi orang lain. saya ingat benar, walaupun prestasi akedemik saya naik, namun saya benar-benar tidak paham untuk apa saya belajar semua itu. Dan saya malah lebih banyak belajar diluar psikologi. Namun kejadian gempa tersebut, membuka mata saya, bahwa saya bisa melakukan sesuatu dengan ilmu yang saya pelajari ini.

Namun yang paling mendasar bagi saya adalah bagaimana saya menemukan arah benar. Saya seharusnya tidak hanya memikirkan diri sendiri saja, tapi juga orang lain diluar sana (kelompok/komunitas lain). Nurani menuntun saya untuk melakukan sesuatu yang lebih BESAR dari kepentingan pribadi saja. Salah satu kebahagiaan terbesar yang saya rasakan adalah ketika saya bisa member dan melakukan sesuatu untuk orang lain. saya mulai belajar untuk keluar dari ego, dan menjawab kebutuhan lingkungan.
Perjalanan saya pun semakin menarik, ketika saya mulai mengikuti penggilan jiwa ini, keajaiban-kejaiaban mulai tercipta. Banyak mimpi-mimpi mulai terwujud. Dan yang paling penting saya mulai menikmati semua proses yang ada. Semua itu akan saya jelaskan dalam kisah selanjutnya. Sabar ya ^^

Bersambung…
(bagaimana saya mewujdukan mimpi saya berteman dengan banyak orang bule padahal English saya tidak lancar? Rahasia bagaimana saya menyelesaikan kuliah tepat waktu? Dan menciptakan banyak keajiaban lainya :D)

1 comments:

Clara Canceriana mengatakan...

wow, memang mantap betul panggilan hatimu
ditunggu sambungannya ^^