Minggu, 17 April 2011

Cinta Putih

“buat apa kaya jika hati tidak tenang, buat apa jabatan jika jiwa jadi risau?”






Pagi (4/04/2011) itu saya mendapat telepon dari Ibunda. Salah satu pesan dari telepon itu adalah saya diminta untuk pulang. Tentu saja sebagai anak yang baik, saya segera menjadwalkan untuk segera mudik ke magelang. Hari itu hari senin, dan Rebo pagi saya baru bisa pulang, karena selasa sore masih ada audiensi dan malem ada dinner dengan @Putuputrayasa

Namun entah kenapa, hari menjadi galau dan tidak tenang. Selasa pagi saya bingun, “besok jadi pulang ni, kenapa ga hari ini saja?”. Kegalauan semakin memuncak siang harinya hingga saya terpaksa menunda audensi dan merelakan tidak ikut dinner. Saya pulang siang itu juga.

Proses ini mengingatkan saya tiga tahun lalu tentang bagaimana saya memutuskan untuk tetap di jogja bukan malah menuju impian (baca : disini)

Saat itu salah satu impian, target dan tujuan setelah lulus adalah kerja diluar Jogja, tepatnya di sumatera/kalimantan. Mengapa? Saya terlalu hidup lama di magelang, walaupun sudah 4 tahun di Jogja. Dan saya termasuk orang yang jarang sekali mendapat kesempatan pergi ke luar kota. Ada keinginan kuat untuk pergi melihat sisi bumi lain. Pernah terbesit untuk jalan-jalan keluar negri, tapi kayaknya lebih menarik kalau keliling indonesia dulu.

Di saat bersemangat untuk mewujdukan mimpi dan harus pergi Jogja-jakarta, saya di telpon dari Ibunda. Entah kenapa saat itu beliau berubah pikiran, awalnya beliau mendukung usaha yang saya lakukan (mencari kerja diluar jogja), beliau ingin saya lebih baik kerja dekat rumah (jogja), “Kalau bisa cari pekerjaan di Jogja aja, deket ma keluarga dan nanti bisa S2 juga kan?” pesan

Saat itu juga sya berpikir ulang dan bertanya kepada diri sendiri. Buat apa saya pergi keluar jawa? (jalan-jalan? Bukankah tidak harus kerja disana?) buat apa saya ke sumatera/kalimantan (dapat cewek asli sana :D). Dan beberapa pertanyaan mendasar dalam hidup ini. Salah satunya apa yang paling penting dalam hidup ini.

“Gagal adalah ketika Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan tapi kita tidak bahagia"


Jika kamu sudah membaca tulisan saya tsb. Alhamdulillah saya telah menemukan nilai-nilai terpenting dalam hidup. Dan yang terpenting adalah ketika kita tahu apa yang sebenarnya paling penting dalam hidup ini, kita tidak pernah ragu dalam setiap keputusan kita. Kita tidak pernah menyesal terhadap apa yang kita lakukan karena kita tahu apa yang terbaik bagi kita.

2 comments:

Ninda Rahadi mengatakan...

jodoh sih ngga kemana mas? hihi semoga terus bahagia dengan keputusannya ya

Shintia S. Sersansie mengatakan...

Saya setuju kata-katanya Mas.. dan udah pernah bener-bener ngalamin.. Perasaan puas sesaat yg didapat setelah memaksakan diri memiliki sesuatu yg mungkin harusnya bukan milik saya.. In the end, I realized that I'm not happy.. Kebahagiaan saya justru didapat setelah saya akhirnya bisa ikhlas merelakan sesuatu yg memang bukan milik saya.. :)