Rabu, 25 Februari 2009

membuat diri tersenyum

0 comments
share your smile, because smile is key of happiness


Senyum adalah hal yang mudah. Namun bagi sebagian orang ternyata kesulitan untuk tersenyum. Beratnya masalah dan “perih”nya kehidupan terkadang membuat orang terjebak dalam kepedihan. Orang menjadi tidak bahagia. Sesulit itukah hidup ini??

Permasalahan memang terkadang membuat diri kita terfokus akan hal tersebut. Dan seakan-akan menimbun kebahagiaan kita. Namun dengan sedikit mengubah fokus kita pada harapan dan kebahagian kita akan keluar darinya. Mengubah fokus memang bukan hal mudah, tapi setidaknya kita punya rencana untuk tersenyum dan bahagia. Jika kita rencana untuk melakukan proyek atau tugas tertentu. Kita seharusnya mempunya rencana untuk tersenyum dan bahagia.

Bahagia bukanlah dicari tapi dipraktekan. Dan untuk melakukanya kita harus tahu apa yang harus kita lakukan agar kita bahagia. Caranya? Coba ingat-ingat lagi hal-hal yagn membuat kita tersenyum dan bahagia. Buat daftar sebanyak-banyak. Semakin banyak cara agar kita tersenyum, semakin mudah kita bahagia.

Ini mungkin beberapa daftar “rencana bahagia” yang bias menjadi referensi:
☺ Tulis apa yang kita inginkan
☺ Rasakan dan nikmati setiap hal yang kita lakukan
☺ Hindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak kita inginkan, bisa dengan menuliskan dan menjauhinya
☺ Lakukan sesuatu yang menyenangkan setiap hari, termasuk hal-hal kecil seperti melihat matahari terbenam, makan-makanan favorit, sms sahabat lama (walau just say hi!”,)
☺ Katakan kepada setiap orang apa minat atau visi kita. Contohnya “aku sangat ingin keliling dunia bersama keluargaku”
☺ mengingat hal-hal gila yang telah kita lakukan bersama teman-teman terbaik (by Songgo)
☺ Ganti kata “aku tidak bisa menjadi “Aku bisa!”
☺ Bantu orang lain untuk tersenyum atau tertawa (by Lalita). Bisa dengan mengajak bercanda atau ajak nonton acara komedi.
☺ Luangkan waktu 5-10 menit untuk memikirkan dan membayangkan hal-hal yang menyenangkan. Bayangkan hal-hal yang indah, ingat kembali saat-saat kita bias tersenyum
☺ Pelajari hal-hal baru yang selalu kita inginkan-seperti melukis, menyelam dll.
☺ Lakukan sesuatu yang kita pikir kita tidak bisa melakukanya.
☺ Berikan arti lebih (by Rusdi)
☺ Bermainlah bersama binatang kesukaan
☺ Katakan apa yang kita inginkan, dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun-jangan pernah malu untuk mengatakan permintaan kita.
☺ Buat daftar mengapa kita harus hidup lebih lama.
☺ Tulis 10 hal yang telah kita capai/dapatkan setiap harinya. Bisa termasuk hal yang kecil seperti “aku telah menyapa tetanggaku”
☺ Rayakan setiap hal keberhasilan kita, walaupun masih tahap awal. Contohnya baru menemukan judul skripsi.
☺ Dengarkan lagu kesukaan yang akan selalu menginspirasi kita (by Irwan)
☺ Syukuri semua yang ada. Semua yang di berikanNya lebih dari cukup.

Ingat!! “Lihatlah dari yang paling mungkin, mulailah dari yang paling mudah”. So, jangan menunggu terseyum atau bahagia lagi. Just do it !


Nb :
ikuti diskusi tentang apa yang “membuat bahagia” di discussion board at FB. Dan share tentang apa yang bias membuat kalian tersenyum atau bahagia. Biarkan orang lain bias belajar bagaimana membuat hidup ini tersenyum dan bahagia. Serta kunjungi www.senyumkita.com buat dunia tersenyum 

Kamis, 19 Februari 2009

menyambung hati

0 comments
Banyak hal yang menarik ketika ku bertemu teman-teman lama, canda, tawa dan berbagai kisah dahulu dan sekarang. Dalam hati ku berkeyakinan, ternyata salah satu hal yang membuat hidup bahagia adalah silaturahmi. Secara bahasa silaturahmi adalah menghubungkan keakraban, kekeluargaan. Sedangkan dalam arti yang lebih luas yaitu sebuah aktivitas untuk mewujudkan persaudaraan.

Al-Qurthubi mengatakan, "Seluruh agama sepakat bahwa menyambung silaturahmi wajib dan memutuskannya diharamkan". Ibnu Abidin al-Hanafi mengatakan;"Menyambung silaturahmi wajib meskipun hanya dengan mengucapkan salam, memberi hadiah, memberi pertolongan, duduk bareng, ngobrol, bersikap ramah dan berbuat baik. Kalau seseorang yang hendak disilaturahmi berada di lain tempat cukup dengan berkirim surat, namun lebih afdol kalau ia bisa berkunjung ke tempat tinggalnya". (al hidayah)


Memang dengan perkembangan zaman ini sialturahmi seakan-akan semakin mudah. Kita bias silaturahmi bisa dengan sms, e-mail, chating , telpon ataupun social networking macam FB, FS dll. Hal ini tentunya memudahkan kita untuk memperat tali silaturahmi ini. Dan ini tentunya membuat kesempatan lebih banyk bagi kita untk menambah pundit-pundi kebahagiaan kita.
Setidaknya ada sepuluh manfaat silaturahmi, yaitu
☺ Mendapatkan ridho Allah SWT.
☺ Membuat orang yang dikunjungi berbahagia.
☺ Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
☺ Disenangi oleh manusia.
☺ Membuat iblis dan setan marah.
☺ Memanjangkan usia.
☺ Menambah banyak dan berkah rejekinya.
☺ Membuat senang orang yang telah wafat.
☺ Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
☺ Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
.
Nb:
Emang tidak mudah untuk menjalin silaturahmi. Terkadang rasa marah, benci ataupun hal-hal negatif membuat kita berpikir ulang dalam berhubungan dengan orang lain. Kita cenderung untuk “memutuskan” tali silaturahmi hanya karena ego kita sendiri. Dan mau tidak mau, rasa benci, malas ataupun apapun itu terkadang justru memberikan efek negative bagi diri sendiri. Dan ketika kita mulai menyambung tali tersebut seakan-akan aliran kebahaiaan kembali mengalir -Semoga sms yang tidak terbalas, email yang tidak terjawab, dan chating yang tidak tergubris bukan menjadi “alat” kita memutuskan tali silaturahmi.

Jumat, 06 Februari 2009

Pengembangan Budaya Organisasi untuk memperoleh Keunggulan Organisasi

1 comments
ditulis untuk mendapatkan tiket Roadshow

Globalisasi dan perubahan yang semakin cepat menjadi salah satu tantangan psikologi saat ini. Perubahan-perubahan perilaku akibat perkembangan teknologi dan informasi membuat psikologi harus siap menjawab setiap masalah yang akan muncul. Salah satu tantangan akibat globalisasi adalah dalam pengelolaan organisasi. Kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri dalam perkembangan dan perubahan yang terjadi menjadi salah satu kunci menjaga kelangsungan organisasi. Psikologi sebagai salah satu disiplin ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia harus mampu menyiapkan manusia yang siap menghadapi tantangan tersebut. Pengelolaan organisasi dengan mengedepankan peran sumber daya manusia telah dilakuakan oleh banyak organisasi. Menurut Kanter organisasi masa depan akan lebih banyak memfokuskan dirinya pada kebijakan sumber daya manusia yang baru (Hesselbein, 1997). Pengelolaan sumber daya manusia yang handal akan menjadi salah satu kunci pokok pencapaian tujuan organisasi di masa depan.
Namun yang perlu kitahui dalam pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah adanya kesesuaian dengan tujuan organisasi tersebut. Kesesuaian dengan tujuan atau visi organisasi ini akan memberi arah kemana pengembangan sumber daya manusia tersebut. Salah satu faktor yang membuat suatu organisasi mencapai tujuannya adalah adanya budaya organisasi. Budaya organisasi menjadi pengikat anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Susanto (dalam Usmany, 1997) budaya organisasi seperti pengikat yang mengarahkan mata ujung tombak itu kearah yang sama. Budaya organisasi akan mendukung unggulnya kinerja organisasi keunggulan kompetitif organisasi (Moeljono, 2003). Untuk itu pengembangan budaya organisasi menjadi salah satu jawaban organisasi dalam menjawab setiap tantangan yang ada.
Budaya organisasi merupakan filosofi dasar yang memberikan arahan kebijakan organisasi dalam pengelolaan pegawai dan pelanggan (Robbins,1990). Lebih lanjut, Robbins (2003) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sebuah sistem pemaknaan bersama anggotanya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan separangkat kunci dari nilai-nilai organisasi. Robbins (2003) juga memberikan tujuh karakteristik budaya organisasi: (1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko ( Inovation and Risk Taking); (2) Perhatian terhadap detail (Attention to detail); (3) berorientasi kepada hasil (Outcome orientation); (4) Berorientasi kepada manusia (People orientation); (5) Berorientasi tim (Team Orientation); (6) Agresif (Aggressiveness); (7) Stabil (Stability).
Berdasarkan berbagai asumsi tersebut, hal yang paling penting dalam memaknai budaya organisasi adalah adanya suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi tersebut. Selaras dengan hal ini, Schein (2004) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola asumsi dasar yang dimiliki bersama oleh kelompok ketika memecahkan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal. Pola yang berhasil dan dianggap sah cenderung akan diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk menerima, berpikir dan merasa berhubungan dengan masalah tersebut. Mondy (dalam Moeljono, 2003) memperjelas definisi budaya organisasi sebagai sistem nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan bersama dalam oganisasi yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma perilaku.
Menurut Moeljono (2003) budaya organisasi ini mempunyai fungsi sebagai perekat social dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuanatau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota organisasi. Hal tersebut dapat berfungsi pula sebagai kontrol atas perilaku karyawan.
Selain itu Robbins (2003) menyatakan bahwa budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi. Pertama, budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menjadi pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya organisasi membawa suatu identitas bagi anggota-anggota organisasi. Ketiga budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individual. Keempat, budaya organisasi meningkatkan kemantapan sistem sosial.
Budaya organisasi tersebut tidak terbentuk begitu saja. Menurut Atmosoeprapto (dalam Moeljono) menyatakan ada beberapa hal yang menentukan budaya organisasi, anatara lain: (a) Lingkungan usaha, lingkungan di tempat perusahaan beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan; (b) Nilai-nilai yang merupakan konsep dasar dan keyakinan suatu organisasi; (c) panutan atau keteladanan, orang-orang yang menjadi panutan atau keteladanan karyawan lainnya karena keberhasilannya; (d) upacara-upacara (ritual), acara-acara rutin yang dilakukan oleh organisasi dalam rangka memberikan penghargaan atas anggotanya; (e) Network, jaringan komunikasi informal dalam organisasi yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai budaya organisasi.
Dalam pengembangan budaya organisasi kita tidak bisa lepas dari pengembangan sumber daya manusia. Karena dalam pengembangan budaya organisasi yang menjadi objek dan subyek dari budaya adalah manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini haruslah mengarah pada pengembangan budaya organisasi. Pengembangan sumber daya manusia ini tidak lain untuk mencapai budaya organisasi yang kuat. Budaya organisasi organisasi yang kuat ini akan memberi dampak yang positif bagi organisasi tersebut. Dari hasil penelitian Havard Bussiness School (Kotter dan Heskett, 1992; dalam Moeljono, 2003) menunjukan ada empat kesimpulan sebagai berikut: (1) budaya organisasi dapat mempunyai dampak signiftikan pada prestasi kerja ekonomi dalam jangka panjang; (2) budaya organisasi bahkan merupakan factor yang lebih penting dalam menentukan sukses atau kegagalan perusahaan dalam dekade mendatang; (3) budaya organisasi yang menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka panjang adalah tidak jarang; dan budaya itu berkembang dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang penuh dengan orang yang bijaksana dan pandai; (4) walaupun sulit diubah, budaya korporat dapat dibuat untuk lebih meningkatkan prestasi.

Pengembangan budaya organisasi ini dapat kita lihat di perusahaan Bank Niaga. Bank Niaga mempunyai visi menjadi satu dari 5 bank terbesar di Indonesia, dan dinyatakan dengan misi bahwa “kami adalah untuk membangun bank retail utama yang memegah teguh komitmen untuk memberikan kualitas dan nilai tambah bagai stakeholders”. “Keberhasilan kami di masa lalu, kini dan yang akan datang dilandasi oleh keyakinan kami dalam menyediakan layanan berkualitas tinggi, pengelolaan resiko dan sumber daya keuangan yang tepat, Pemanfaatan teknologi tepat guna, serta yang paling utama bertumpu pada dedikasi para karyawan yang senantiasa menjunjung tinggi integritas dan prestasi dalam bekerja maupun berusaha”. Bank niaga merupakan salah satu bank yang mengedepankan pengembangan sumber daya manusia agar mencapai tujuan organisasi.
Pengembangan sumber daya manusia dalam Bank Niaga merupaka turunan dari visi dan misi dan dilandaskan pada filosofi perusahaannya, yaitu orientasi kepada nasabah, etika dan moral sebagai landasan kerja, manajemen dan karyawan sebagai aset utama dari Perusahaan, iklim kerja yang mendukung kinerja, kreativitas dan motivasi kerja tinggi, dan komitmen dalam tanggung jawab sosial.Bank Niaga juga menetapkan 6 Core Values Perusahaan yang harus diinternalisasi dan diimplementasi oleh karyawan dalam menjalankan kegiatan dan aktivitas pekerjaannya sehari-hari.
enam core value ini meliputi: (1) Bekerja dengan dasar integritas yang tinggi (Integrity). Integrity diartikan sebagai jujur, berperilaku konsisten serta berpegang teguh pada prinsip kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab; (2) Selalu fokus kepada nasabah (Customer Focus ) Customer Focus diartikan sebagai dengan tulus membangun kepercayaan dan hubungan baik serta berorientasi pada kebutuhan nasabah yang menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan; (3) Energik dan bersemangat tinggi di dalam menghadapi setiap tantangan (Enthusiasm). Enthusiasm diartikan sebagai dorongan motivasi atau energi yang berasal dari dalam diri untuk tampil bekerja sebaik mungkin dalam mencapai prestasi yang optimum; (4) Mampu memotivasi rekan-rekan sekerja dan lingkungan untuk mencapai Visi Bank Niaga ( Influence ). Influence diartikan sebagai kemampuan memotivasi, meyakinkan, mempengaruhi ataupun mengajak orang lain atau tim untuk mencapai tujuan bersama; (5) Selalu fokus kepada implementasi, tindak lanjut serta pencapaian hasil- hasil guna memberikan nilai tambah dan kontribusi kepada Bank Niaga (Action). Action diartikan sebagai kemampuan mengambil keputusan dan menetapkan tindakan yang tepat dan cepat untuk mewujudkan harapan dan membuat sesuatu terjadi dengan nilai tambah yang tinggi; (6) Selalu siap menghadapi perubahan, baik intern maupun ekstern (Adaptability). Adaptability diartikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perbedaan dan perubahan dan lingkungan termasuk antar individu dan kelompok dalam rangka memperoleh hasil yang lebih baik. Keenam nilai ini merupakan aspek-aspek budaya organisasi yang akan mempengaruhi kinerja manajemen dari organisasi
Pengembangan budaya organisasi tersebut diimplementasikan dalam pengelolaan SDM. Pengelolaan SDM secara menyeluruh di Bank Niaga, berprinsip pada beberapa hal:
Fresh graduate recruitment/in house grown/promotion from within sebagai prioritas utama.
Guna menjawab kebutuhan bisnis di masa datang, Bank Niaga melakukan rekrutmen sumber daya manusia terutama untuk karyawan pimpinan, dengan prioritas perolehan dari fresh graduate yang diikutsertakan dalam program pendidikan serta promosi internal Bank Niaga menetapkan kriteria yang cukup tinggi dalam menjaring calon karyawannya. Hal ini tidak lain adalah dalam rangka mempertahankan kualitas sumber daya manusia yang tetap tinggi, berpotensi untuk selalu berkembang dan dapat cepat tanggap, memiliki motivasi yang tinggi, yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi yang maksimal guna pencapaian target bisnis yang dicita-citakan oleh Bank Niaga.


Etika dan integritas sebagai standar moral karyawan
Penerapan Good Corporate Governance, etika dan budaya kerja Bank Niaga, senantiasa dilakukan melalui serangkaian upaya dan strategi antara lain:
· Dikeluarkannya kebijakan-kebijakan penting yang terkait dengan potensi conflict of interest karyawan Bank Niaga
· Sosialisasi melalui komunikasi terstruktur mengenai Standar Etika Karyawan termasuk keterlibatan dari top manajemen sebagai bagian dari role model
· Program induksi untuk karyawan baru
· Implementasi dari sistem pemberian reward dan penalty kepada karyawan maupun unit-unit organisasi guna mempertahankan budaya kerja dan profesionalisme di Bank Niaga
Pengembangan karir berdasarkan kompetensi dan prestasi.
Pengelolaan karir dan suksesi ditujukan untuk memberikan kesempatan pengembangan diri kepada karyawan serta menjaga ketersediaan pemangku di jabatan-jabatan kritikal dalam organisasi. Program pengelolaan karir dan suksesi dilakukan secara sistematis mulai dari mendidik kader pimpinan, identifikasi karyawan berpotensi, kesempatan mutasi/rotasi dan promosi serta pendidikan dan pelatihan. Kesemuanya dilakukan untuk mempersiapkan karyawan untuk dapat bekerja secara efektif di posisi/jabatan yang diduduki sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan
Bank Niaga telah mengembangkan pola jalur karir untuk karyawannya berdasarkan pendekatan Job Family . Setiap Job Family memiliki persyaratan kompetensi yang dibutuhkan, yang membedakan dengan Job Family lain. Dengan pendekatan ini, organisasi siap menghadapi perubahan-perubahan dan tuntutan di masa datang. Sistem Pengelolaan Kinerja karyawan menitikberatkan pada 2 faktor utama yakni hasil kerja (performance based) dan proses kerja (competency based). Penilaian atas hasil kerja menilai actual kinerja dibandingkan target yang diharapkan dengan menggunakan indikator kinerja yang jelas yakni kuantitas, kualitas, target waktu dan kemandirian. Sedangkan penilaian proses kerja menilai actual kompetensi yang ditampilkan baik kompetensi dasar (Corporate Competency), kompetensi di suatu tingkatan/jenjang jabatan (Core Competency) dan kompetensi di fungsi/bidang pekerjaan (Functional Competenc ). Penilaian kinerja menjadi sarana untuk menghargai kontribusi karyawan sekaligus merencanakan program pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan dan organisasi.
Penghargaan atas prestasi dalam bentuk finansial dan non finansial
Perusahaan menerapkan sistem kompensasi benefit dengan mengacu kepada keseimbangan antara kompleksitas jabatan dan prestasi/kontribusi yang diberikan karyawan. Kompleksitas jabatan dinilai melalui evaluasi jabatan, sedangkan prestasi/kontribusi karyawan dinilai melalui sistem penilaian kinerja yang dilakukan secara periodik dengan mengevaluasi aktual kinerja dan kompetensi karyawan.
Jenis-jenis kompensasi baik yang bersifat jangka pendek, jangka panjang, fixed pay ataupun variable pay , yang diberikan Perusahaan mengacu kepada prinsip atraktif, kompetitif dan retentif serta memotivasi tercapainya produktifitas dan dalam rangka mempertahankan karyawan berpotensi/ berprestasi. Pemberian benefit ditujukan untuk menjamin kesejahteraan karyawan. Perusahaan senantiasa melakukan evaluasi secara berkesinambungan terhadap bentuk-bentuk kompensasi benefit dalam rangka menjamin keseimbangan internal dan kompetisi eksternal termasuk berpartisipasi dalam salary survey di dalam/luar industri perbankan.
Pada kurun waktu terakhir, Bank Niaga memfokuskan pada tersedianya lebih banyak jumlah dan variasi variable pay (insentif, bonus prestasi) dan pengembangan penghargaan dalam bentuk dan macam recognition antara lain pemberian award yang telah diadakan rutin setiap tahunnya.
Pada tahun 2004 Bank Niaga juga telah meluncurkan program Employee Stock Option Program (ESOP). Melalui program ESOP ini, karyawan diberikan kesempatan untuk memiliki saham Bank Niaga dengan harga awal yang telah ditentukan oleh Bank Niaga. Lebih lanjut atas saham kepemilikan ini, karyawan dapat menjualnya kembali dan selisih antara harga awal dan harga jual kembali menjadi keuntungan (gain) untuk karyawan. Program ini tidak lain bertujuan dalam rangka meningkatkan rasa kepemilikan karyawan atas perusahaan dimana hal ini akan berdampak kepada produktivitas karyawan yang secara tidak langsung dapat menaikkan performa perusahaan dan harga saham, yang lebih lanjut melalui kenaikan harga saham ini karyawan juga memperoleh benefitnya secara berkesinambungan.
Iklim kerja berdasarkan trust dan empowerment
Setiap tahunnya, Bank Niaga melaksanakan survei iklim kerja yang dilakukan untuk seluruh Group-Group yang ada. Dari waktu ke waktu indeks iklim kerja Bank Niaga selalu berada pada kategori Baik dimana hal ini menunjukkan bahwa kondisi iklim kerja secara keseluruhan turut mendukung pencapaian produktivitas yang tinggi dari para karyawannya. Survei budaya perusahaan juga dilakukan sesuai kebutuhan. Tujuan dilakukannya survei ini antara lain untuk mengetahui trend budaya perusahaan dari waktu ke waktu serta enforcement program yang tepat guna memperkokoh budaya perusahaan yang diinginkan Empowerment menjadi salah satu prioritas organisasi, dilihat dari rasio-rasio produktivitas SDM yang antara lain diindikasikan dari rasio asset/employee , biaya/ personnel cost , profitability dari employee dan lain-lain menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi karyawan senantiasa meningkat dari waktu ke waktu.
Selain itu Bank Niaga juga meyakini bahwa sumber daya manusia yang kompeten, profesional dan tangguh menghadapi berbagai tantangan bisnis ke depan, tidaklah mudah diraih, apalagi dengan cara-cara instan. Program-program pengembangan SDM di Bank Niaga senantiasa dilakukan berkesinambungan, dan saling memiliki keterkaitan (sinergi) satu dengan lainnya. Program tersebut merupakan program pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan berperan penting dalam pengelolaan SDM dan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Di Bank Niaga, program pendidikan antara lain dapat dibedakan menjadi:
Program Pendidikan Calon Karyawan Pimpinan.
Program Pendidikan Calon Karyawan Pimpinan Bank Niaga merupakan program yang dirancang dan diselenggarakan oleh Bank Niaga untuk mendidik dan mencetak Karyawan Pimpinan Junior dalam usaha memenuhi kebutuhan Bank Niaga sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan. Terdapat dua jenis program Pendidikan Calon Karyawan Pimpinan Bank Niaga, yaitu Program Pendidikan Eksekutif dan Program Pendidikan Khusus. Program Pendidikan Eksekutif bertujuan untuk mendidik Calon Karyawan Pimpinan Bank Niaga agar siap menjadi Karyawan Pimpinan pada bidang kerja manapun yang ada di dalam organisasi Bank Niaga.
Pelatihan Internal/Eskternal dan e-learning
Di luar program pendidikan formal yang diadakan oleh internal Bank Niaga, juga dilakukan program external training atau training inhouse yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan terkemuka baik di dalam maupun luar negeri. Disamping itu, program on the job training , job assignment termasuk e-learning juga terus dikembangkan di Bank Niaga Jenis-jenis pelatihan dan pengembangan tersebut secara sistematis diukur kebutuhannya melalui proses Training Need Analysis , dievaluasi efektivitasnya dari waktu ke waktu, antara lain untuk mengukur kontribusi pelatihan dan pengembangan dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan produktivitas karyawan. Semua jenis pendidikan, pelatihan dan pengembangan diberikan kepada seluruh karyawan di setiap level sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan.

Rabu, 04 Februari 2009

”Manusia Sebagai Salah Satu Faktor Penting Peningkatan Jasa Transportasi”

2 comments
Perkembangan zaman telah membawa dampak yang begitu besar dalam sendi kehidupan manusia. Salah satunya adalah perkembangannya adalah dalam sistem transportasi manusia. Perkembangan teknologi ini mau tidak mau telah membawa dampak yang cukup signiftikan dalam sistem transportasi manusia. Manusia sekarang sudah semakin mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam melakukan perjalanan. Namun perkembangan dalam sistem transportasi ini harus diimbangai dengan peningkatan dalam jasa transportasi, terutama terhadap jaminan keselamatan dan ketertiban pelayanan. Peningkatan jaminan keselamatan dan ketertiban pelayanan tersebut akan dapat meningkatan kepercayaan masyarakat terhadap jasa transportasi. Peningkatan kepercayaan masyarakat pengguna transportasi tersebut akan membawa dampak positif bagi pembangunan di sektor tranportasi dan juga tentunya peningkatan pelayanan publik guna mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang kita inginkan.
Namun untuk mencapai hal itu, kita harus memahami dulu beberapa komponen yang ada dalam sistem transportasi. Komponen tersebut meliputi perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), lingkungan, dan manusia itu sendiri. Perangkat lunak meliputi Undang-Undang Lalulintas, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah. Sedangkan perangkat keras meliputi kendaraan tak bermotor, kendaraan bermotor, kendaraan penumpang manusia, kendaraan pengangkut barang maupun kendaraan yang mempunyai fungsi ganda (pengakut manusia dan barang). Kemudian komponen lingkungan, yang meliputi lingkungan yang berbentu fisik (prasarana dan sarana) maupun yang berupa lingkungan sosial-budaya. Dan yang terakhir adalah manusia, manusia disini meliputi pejalan kaki, penumpang kendaraan, operator kendaraan (pengemudi, masinis, nakhoda, pilot) serta pengatur lalulintas.
Untuk itu kita harus ingat bahwa manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem transportasi, maka manusia haruslah menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam membangun sistem transportasi tersebut disamping komponen-komponen lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem yang baik, adalah sistem yang purposif (bertujuan). Dan sistem tranportasi yang kita bangun hendaknya disusun berdasarkan atas transportasi diciptakan untuk kepentingan manusia. Selain itu transportasi dirancang haruslah sesuai dengan karakteristik dan kemampuan manusia. Disamping itu sistem transportasi yang kita buat hendaknya bersifat terbuka untuk dievaluasi dan dimodifikasi, hal ini erat kaitannya bahwa manusia itu bersifat aktif, dan selalu terjadi perubahan-perubahan dalam perkembangannya.
Memang pembangunan sistem transportasi kita harus memperhatikan kepada semua komponen yang ada karena setiap komponen dalam sistem transportasi tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri dan setiap komponen akan saling berinteraksi. Namun kembali lagi kepada tujuan sistem transportasi tersebut dibuat, bahwa transportasi diciptakan untuk kepentingan manusia. Maka tidak ada salahnya bila kita perhatian yang lebih pada komponen manusia tersebut sebagai salah satu komponen sistem transportasi.
Maka dengan memberikan perhatian yang lebih terhadap manusia sebagai komponen dalam sistem jasa transportasi, maka diharapkan kita akan memperoleh hasil yang memuaskan dalam pembuatan sistem transportasi tersebut. Baik dalam hal efektivitas dan efisiensi terhadap sistem tranportasi tersebut. Efektifitas dan efisiensi tersebut mencangkup mudah (masyarakat semakin mudah memperoleh jasa transportasi), produktif (pemakai atau pengguna jasa tramsportasi tersebut semakin banyak), dan yang paling penting adalah bebas kesalahan. Diharapkan dengan pemberian perhatian yang lebih bagi manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem jasa transportasi, baik itu sebagai pengguna atau penumpang kendaraan ataupun operator kendaraan, maka kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat human error ataupun lainnya dapat seminimal mungkin terjadi.
Selain itu juga pemberian perhatian yang lebih manusia sebagai komponen sistem jasa transportasi, maka secara tidak langsung kita turut melakukan peningkatan nilai manusiawi dalam sistem transportasi. Peningkatan nilai manusiawi dalam sistem jasa transportasi akan mengarahkan kita bagaimana jasa transportasi tersebut lebih mengutamakan sisi keselamatan manusia didalamnya. Selain itu kita akan terarah untuk membuat jasa transportasi yang bebas stres baik itu penumpang ataupun operator kendaraan. Dan yang tak kalah penting dalam peningkatan nilai manusiawi tersebut adalah adanya perasaan nyaman dan puas terhadap jasa transportasi yang ada. Tentunya dengan arah yang akan kita tuju tersebut, akan memberikan dampak bagi kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi.
Namun tentunya untuk mencapai semau hal itu tidaklah mudah. Karena dalam memberikan perhatian yang lebih kepada manusia sebagai komponen dalam sistem jasa transportasi, kita harus mampu mampu melihat manusia itu sendiri secara integritas baik secara individu maupun sebagai salah satu komponen dalam sistem transportasi. Perlu kita ketahui dalam melihat manusia sebagai salah satu komponen sistem transportasi, kita melihat adanya kemampuan yang dimiliki manusia. Kemampuan ini meliputi kemampuan kognitif (Berpikir), kemampuan motorik (Menggerakkan), dan kemampuan afektif (Merasakan).
Kemampuan Kognitif manusia meliputi deteksi atau sensasi indra (penglihatan, pendengaran dan perabaan). Kemampuan ini memperlihatkan bahwa manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem jasa transportasi mempunyai berbagai keterbatasan. Manusia hanya dapat memberikan respon terhadap suatu stimulus apabila manusia tersebut dapat mendeteksinya. Selain itu kaitanya dengan sensasi adalah persepsi atau pemaknaan terhadap stimulus yang diterima. dan kemampuan kognitif lainnya adalah memori yaitu menyangkut penyimpanan informasi, pengolahan informasi, dan pemecahan masalah serta kreativitas pengambilan keputusan. Hal ini mengingatkan bahwa berbagai peristiwa kecelakaan terjadi karena manusia kurang dapat mendeteksi terhadap lingkungan sekitarnya, serta terdapat kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Kemampuan lain yang dimiliki manusia adalah kemampuan motorik, kemampuan ini meliputi kekuatan tulang dan otot, kecepatan waktu reaksidan ketelitian. Kemampuan manusia ini dapat membantu kita dalam penentuan beban ataupun kemampuan kendaraan yang dapat dijangkau oleh kemampuan manusia tersebut. Selain itu hal ini juga membantu kita dalam menentukan lokasi target visual feedback, yaitu suatu tempat yang dapat dilihat dari timbal balik terhadap reaksi kendaraan, contohnya penentuan letak speedometer ataupun display lainnya. Selain itu kemampuan manusia yang patut kita perhatikan adalah kemampuan afektif/emosi. Bahwa manusia ini mempunyai kemampuan untuk mengetahui emosi diri dan mempunyai empati atau kepedulian terhadap orang lain. Hal ini dapat kita lihat seperti saat seorang pemuda yang memberikan tempat duduknya kepada orang yang lebih tua atau ibu hamil di dalam kendaran umum.
Tentu saja kemampuan-kemampuan yang dimiliki manusia harus didukung oleh pengaturan yang tepat agar kemampuan manusia itu berkembang, baik pengaturan perangkat lunak, perangkat keras maupun lingkungan itu sendiri. Karena dengan adanya sinkronisasi setiap komponen dalam sistem transportasi tersebut, maka kita akan mampu memperoleh apa yang kita harapkan. Tentunya dalam hal peningkatan jasa transportasi tersebut, kita harus mampu menempatkan pelanggan sebagai salah satu bagian penting dalam membuat peraturan-peraturan tentang jasa transportasi. Undang-undang maupun peraturan yang dibuat harus memperhatikan keselamatan, kenyamanan ataupun kepuasan pelanggan. Tentu saja hal ini disusun dengan memperhatikan manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang telah disebutkan diatas.
Dan pastinya peraturan-peraturan yang dibuat tersebut juga didukung oleh adanya alat transportasi yang memperhatikan manusia (pelanggan/penumpang ataupun operator) di dalamnya. Kita harus dapat menjadikan alat transportasi yang ada di masyarakat, menjadi alat tranportasi yang dapat menghadirkan keselamatan, kenyamanan ataupun kepuasan bagi para pengunanya. Alat-alat transportasi yang ada di masyarakat, baik itu transportasi darat, transportasi laut maupun transportasi udara harus tidak ada yang dibawah standar yang ditetapkan.
Selain itu, yang tidak kalah penting dalam peningkatan jasa transportasi tersebut adalah bagaimana kita mengkomunikasikan sistem jasa ternsportasi tersebut kepada masyarakat. Kita harus mampu menyampaikkan bahwa jasa transportasi yang kita tawarkan kepada masyarakat adalah jasa transportasi yang akan menghadirkan keselamatan, kenyamanan ataupun kepuasan. Dan tentunya didukung oleh konsistensi dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.