Senin, 18 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (5)



“sabar bukanlah sifat, tapi suatu sikap yang harus selalu diusahakan”
(Khotib kutbah Jumat di Maskam UGM,8 oktober 2010)


Duduklah, biarkan diri anda relaks dan nyaman, dan izinkan saya menceritakan satu atau dua kisah kepada Kamu. Cerita ini akan mengantarkan kamu menemukan passion kamu. Bagi sebagian orang mungkin akan mengganggu kemapanan mereka namun hal ini akan membuat kamu yakin bahwa segala hal yang terjadi pada diri kamu akan mengarahkan kamu pada keadaan yang luar biasa, diluar bayangan sebelumnya.
Pada tulisan sebelumnya. (http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-4.html) Saya mengatakan passion harus diuji, lalu bagaimana mengujinya?

Pada waktu usia SD saya sangat ingin sekali menjadi pemain sepakbola. Saya sangat terinspirasi dengan Kurniawan DY. Dia merupakan kebanggaan orang Magelang, sudah sewajarnya jika banyak yang mengidolakanya. Bahkan saking ngebetnya, saya juga mendaftar di SSB dimana dulu Kurniawan belajar. Namun kenyataan berkata lain. saat di SSB itu saya merasa “kalah” dibandingkan dengan yang lain. banyak orang yang lebih berbakat, di kampung memang saya termasuk unggulan, namun di SSB ini beda. Saya sulit beradaptasi dengan lingkungan baru ini.

Tapi saya tidak menyerah, saya berlatih bersama SSB lain yang juga dilatih mantan pemain Timnas juga. Kenyataan kembali memberi jawabannya. Saya gagal masuk tim utama. Hal ini sempat membuat saya berpikir mungkin ini memang bukan dunia saya.
Di akhir studi saya masih menikmati kehidupan saya dikampus. Beruntung saya menjadi salah satu asisten dalam progam kampus. Hal ini memberikan pengalaman kerja sendiri. Namun selepas wisuda saya benar-benar mengalami pencarian yang sesungguhnya. Hal ini dimulai ketika kartu ATM saya ketelan mesin ATM. Dan yang menarik adalah ketika saya mencoba mengambil di customer service, ternyata tidak bisa karena memakai nama orang lain (ibu saya). waktu itu saya berpikiran, mungkin ini saatnya saya benar-benar mandiri. Tidak tergantung lagi pada orang tua. Apalagi waktu itu saya juga mulai berpikiran untuk “keluar” dari kampus, saatnya berpetualang ^^.

Tidak ada yang lebih menyenangkan ketika kembali melakukan hal yang baru. Bayangan waktu kuliah dulu adalah rencananya : Kuliah – Kerja – usaha/bisnis – Badan Amal/sosial. Ya, waktu itu saya sangat ingin bekerja di luar Jawa. Bahkan kalau bisa yang memungkinkan saya berpindah-pindah kota. Setelah karir mapan saya ingin usaha sendiri. Setelah usaha sukses saya ingin membuat semacam badan amal. Sungguh perjalanan yang sangat meyenangkan pikirku waktu itu.

Saya melamar berbagai macam pekerjaan dan perusahaan. Saya sangat bersemangat jika menawarkan penemapatan di seluruh Indonesia. Namun perjalanan ini juga memberikan saya banyak pelajaran. Salah satunya adalah ketika saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Saya merasa tidak cocok hidup dikota ini. Semua orang terlihat berjalan sangat cepat, tidak bisa menikmati setiap langkahnya. Awalnya saya berpikiran ini mungkin hanya karena saya belum biasa saja.

Hingga saya untuk kedua kali pergi ke Jakarta. Saya sempat mencoba bertahan beberapa hari disini. Tapi saya tidak menemukan apa yang saya cari. Mungkin bisa saja saya mendapatkan pekerjaan dan gaji yang saya inginkan, tapi saya merasa bahwa saya belum tentu mendapatkan kehidupan yang saya inginkan.

Sekembali dari Jakarta, saya seakan-akan mendapatkan jawabannya. Ada kesempatan bekerja diluar Jawa. Namun ada sesuatu yang mengganjal, terutama pesan orang tua ketika saya kembali dari Jakarta, yang intinya adalah “Kalau bisa cari pekerjaan di Jogja aja, deket ma keluarga dan nanti bisa S2 juga kan?”. Suatu hal yang cukup membingungkan saya waktu itu.

Saya mencoba kembali mencari apa sih yang sebenarnya saya inginkan? Pertanyaan it uterus menguasai saya. sebenarnya buat apa saya bekerja? Buat apa saya harus pergi ke luar jawa? Saya coba merefleksikan kalau saya bekerja nanti gimana ya? Kalau bekerja sebagai HRD cocok gak ya? Kalau bekerja sebagai itu pas gak ya?
Dalam self-talk tersebut saya sempat pernah mendapat jawaban, “kalau kerja kantoran seperti saat di kampus, siap ga kamu? Kamu kan orangnya sulit diatur, pengena melakukan sesuatu sesuai inisiatif sendiri.”

Saya kembali bertanya, buat apa sih saya harus ke luar jawa? Senang-senang? Saya kembali merefleksikan pengalaman saat kuliah, saya sudah sangat menikamati masa foya-foya saat itu. Adakah sesuatu hal lain yang lebih MENYENANGKAN yang bisa saya lakukan?
Saya juga mencoba menggali lagi, dan ketika saya mengurutkan kembali apa yang saya inginkan : Kuliah – Kerja – usaha/bisnis – Badan Amal/sosial. Kuliah sudah, sekarang kerja. Kerja? Kenapa harus kerja dulu? Mengapa saya tidak memulai untuk bisnis atau membuat badan amal/sosial. Waktu itu saya belajar bagaiamana kalau kita mulai dengan tujuan akhir saja?

Ok, setelah saya menemukan hasrat waktu dikuliah (http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-3.html
), salah satu HASRAT TERBESAR saya adalah membuat semacam badan amal/sosial. Saya pun sudah menemukan namanya : REEFOUNDATION. Kerenkan? :D. dan saya pun mulai merancang untuk membangunnya mulai saat itu, saya mentargetkan 5 tahun lagi REEFOUNDATION akan ada.

Dan untuk memulainya saya memantapkan diri untuk menjadi Entrepreneur. Mengapa? Setelah saya pelajari lagi, dari berbagai proses seleksi, wawancara saya tidak menemukan posisi yang benar-benar saya inginkan. Bahkan pernah pada suatu wawancara, saya ditawari suatu pekerjaan yang menurut HRD sangat cocok bagi saya. tapi saya berpikiran, itukan menurut Anda, menurut saya kog nggak ya? :D. hal ini diperkuat ketika saya merefleksikan saat terbaik bekerja dikampus, yaitu tidak ada sama sekali. Saya “ngantor” dari pagi hingga sore bahkan terkadang sampai malam. Saya lebih menikmati bekerja sebagai tutor atau pedagang donat (baca : http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-1.html) yang waktunya fleksibel dan tidak perlu pakai baju rapi, sepatu plus berangkat pagi :D
saya memang sempat menjadi “bintang” saat SMP-SMA tapi hal tersebut tidak membuat saya berkeinginan lagi menjadi pemain bola. Waktu itu saya berkeyakinan, pasti ada sesuatu yang lebih AGUNG dari “sekedar” menjadi pemain bola.

Saya merasakan sendiri begitu nikmatnya ketika mau mengikuti kata hati. Saat itu saya mulai melupakan menjadi pegawai kantoran, sudah cukup menjadi jobseeker hanya dua bulan saja. saatnya hidup berdasarkan passion saya. saya mencoba membangunkan potensi yang terbesar dalam diri saya. saya masih ingat, ketika saya mulai memantapkan diri menjadi Entrepreneur, saya kembali digoda, saya mendapat panggilan bekerja di Sumatera, suatu yang saya idamkan. Namun hati saya sudah mantap. Saya tetap di Jogja dan mewujudkan mimpi saya.

Namun, ujian kembali ada, bagaiamana memulainya usaha saya? Kenapa saya tidak memulai REEFOUNDATIONnya saja? Hingga sebuah pengalaman yang lebih mengguncangkan saya daripada Gempa Bumi 2006, sebuah pengalaman yang lebih mendekatkan saya kepada mimpi saya. apa itu? Tunggu kelanjutanya yah.. ^^

(bersambung)

7 comments:

Itja Soerjo mengatakan...

Wah, luar biasa mas passion nya... pernah berpetualang ke Jakarta (sama saya juga sewaktu baru lulus mencari kerja di jakarta, sempat interview, tapi kehidupan di sana tdk cocok dengan hati nurani saya)
saat ini masih mencari jalan untuk menjadi seorang entrepreneur, bismillah..

postingan ini RUAR BIASA!

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

mas nya sekarang dimna..?
saya jarang jumatan di maskam.. karena ada kulaih yang mepet dengan waktu habis jumatan :)

moonlite! mengatakan...

waaah passionnya kereeen! keliatan banget gimana perjuangannya buat meraih sesuatu. semangat semangat!

Irma Senja mengatakan...

“sabar bukanlah sifat, tapi suatu sikap yang harus selalu diusahakan”

suka banget dgn kalimat ini,...sabar tampak mudah diucapkan tp kenyataannya tidak mudah harus terus menerus diusahakan.

mksh ya untuk transfer ilmunya :)

moonlite! mengatakan...

"sabar itu kan ada batasnya" -- "kalo gitu luasin aja batasnya. simple kan?" huahahaa itu prinsipku banget! yoo semangat ditunggu posting selanjutnya \m/

moonlite! mengatakan...

aku orangnya pendiem sih ;p dalam artian kalo marah ya dipendem aja terus. nah biasanya meledak jadi sakit apalagi aku ada bawaan darah tinggi. so nyari pelampiasan dengan nulis ;p biasanya bakal lebih lega. apalagi kalo udah stress sama kerjaan. cuma ya sebisa mungkin tetep sabar :D

Dees mengatakan...

waaahhh AEMANGAT mas untuk tetap meraih mimpi,,,SEMANGAT juga untuk terus mengembangkan diri :)