Senin, 29 Agustus 2011

Senyum dibalik keceriaan Ramadhan

2 comments

Alhamdulillah Ramadhan tahun ini kembali memberikan pelajaran berharga. Bagi Senyum Community Ramadhan merupakan salah satu moment untuk berbagi lebih banyak lagi. Seperti tahun sebelumnya SC kembali melakukan Safari Ramadhan di Panti Asuhan, hadir dengan nama baru: Senyum Ceria Ramadhan (SCR),program yang harapannya menajdi ciri khas SC kemudian hari.

Berdasarakan pengalaman tahun seblumnya, untuk melakukan program Ramadhan ini membutuhkan persiapan dan sumber daya lebih. Hal ini membuat kami mempersiapkan jauh-jauh hari. Tim mulai dipersiapkan 3 bulan sebelumnya. Namun dalam prosesnya ternyata tidak berjalan mulus. Sampai 1,5 bulan sebelumnya, tim yang awalnya berjumlah 10 orang hanya tersisa 3 orang saja. Dengan berbagai alasan banyak anggota tim tidak bisa membantu dalam program ramadhan kali. Hal ini memaksa kami untuk membentuk tim baru lagi

Memang persoalan SDM bukanlah menjadi kendala utama bagi kami. Sebagai perbandiangan tahun lalu, safari Ramadhan di 7 Panti Asuhan hanya dipersiapkan oleh 3 orang saja. Dengan segala keterbatasan kita mampu melaksanakaannya. Memang tantangan tahun ini lebih berat, salah satunya adalah mengadakan acara diluar Yogyakarta. Hal ini ternyata memerlukan energi lebih untuk mempersiapkannya.

Tanpa Sponsor?
Sampai beberapa hari menjelang Ramadhan kita belum mendapatkan sponsor darimanapun. Tim baru yang terbentuk memang “terlambat”. Namun sebenarnya ini bukanlah alasan. Tahun sebelumnya, hanya persiapan kurang dari satu bulan dan dengan tim tiga orang saja, kita mampu menggandeng setidaknya tiga sponsor dan 2 media partner (cetak, radio dan TV).

Sponsor sangat penting untuk “modal awal” pelaksanaan program ini. Rasa was-waspun sempat mengghinggapi. Tapi bukankah kita mempunyai rencana alternatif? Yah, tentu saja. Inilah membuat kami tetap yakin melanjutkan program ini walaupun tanpa sponsor. Sudah menjadi rahasia umum kita membiasakan membuat rencana alternatif. Dalam program ini kami sudah menyiapkan plan B, plan C dan Plan D. Sebagai gambaran Plan D adalah rencana terakhir, kami membiayai program dengan seluruh kas dan bahkan munkin menjual aset yang ada.

Rencana alternatif sudah dibuat, tapi kegagalan rencana awal tentunya menjadi tantangan sendiri. Keyakinan diri dan bagaimana kita mewujudkan menjadi kunci. Ya Alloh memang Maha Besar. Plan B yang mencoba rencana penggalangan dana melalui paket donasi ternyata sangat berhasil. Berkat kerja keras tim SC mampu mendapat kepercayaan lebih dari masyarakat. Bahkan bisa dibilang penggalangan dana dari masyarakat termasuk rekor tersendiri bagi SC.

Stay positif
Tantangan tidak hanya dalam hal dana. Dalam persiapan dan pelaksanaan teknis juga ada halau rintangan yang dilalui. Tim. Seperti yang saya ceritakan diawal, tim yang sudah dipersiapakan ternyata tidak sesuai harapan. Hal ini memaksa membuat tim baru.

Pembentukannya ternyata tidak berjalan mulus. Liburan kuliah membuat kami kesulitan mencari SDM yang berkualitas. Bahkan kami merencanakan sampai membuat tiga tahap rekrutmen. Tahap pertama dari 11 orang yang mendaftar, hanya 3 orang saja yang bisa gabung. Hal ini hampir membuat pesimis juga, namun kami tetap berusaha mencari lagi. Pencarian kembali dimulai, dan ajaib dengan media twiter kita kembali mampu menarik 11 orang untuk mendaftar dan 5 orang mau berbagi dengan kami.

Tentunya rekrutmen “seadanya” ini bukan tanpa resiko. Kita mendapatkan SDM yang belum mempunyai kemampuan yang diharapkan.Namun kami percaya, kemampuan bisa diimbangi dengan kemauan yang kuat. Selain itu berbagai latar belakang dan karakter dari tim baru cukup memberikan warna baru. Dari 15an orang yang ada, hampir seluruh untuk pertama kalinya bekerjasama dalam satu tim. Waktu yang sebentar untuk memahami dan beradaptasi satu sama lain menjadi tantangan sendiri. Terbukti tim baru ini mampu melewati berbagai “krikil” yang ada dan menyelesaikan tugasnya.

Perubahan rencana. Dalam pelaksanaan progam SCR tidak berjalan mulus. Beberapa hari menjelang Ramadhan tiba-tiba saya mendapat sms (yang isinya kurang lebih) : “maaf mas, acara di Panti Al Qahaar kalau diundur saja gimana, kita ada..”. hal ini sempat mengejutkan kita. Bagaimana tidak, kita sudah “booking” jauh-jauh hari, tiba bisa berubah secara sepihak.

Setelah berpikir sejenak, saya pun segera mengubungi pihak PA Ibadah Bunda. PA ibadah bunda yang rencana tanggal 5 Agustus (SCR 2) saya coba memajukan ke tanggal 2 Agustus agar bisa “ditukar” dengan Panti Al Qahaar (yang rencana awal SCR 1). Dan Alhamdulillah ternyata bisa, dengan cepat permasalahan terselesaikan tinggal tim menyesuaikan jadwal dan target yang ada.
.....................

Nb: pengena bersambung atau melanjutkan beberpa kisah dibalik Senyum Ceria Ramadhan, :D.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Kisah Harimau dan Monyet

1 comments
pernah lihat video Harimau yang memelihara anak monyet? cekidot

Jumat, 12 Agustus 2011

Cara “Arif” jadi Entrepreneur

0 comments

“Setelah ikut seminar saya langsung Take Action mas. Saya nekad gadaikan sertifikat untuk dapat modal usaha. Namun ternyata ga semudah yang dibayangkan. Sampai saat ini saya masih harus nyicil utang tersebut” curhat seorang kawan. Hingga saat ini kawan saya tersebut”terpaksa” meninggalkan usahanya dan memilih jadi karyawan demi membayar hutangnya.

Tidak sedikit orang yang mengajarkan Cara-cara ampuh jadi pengusaha. Bahkan ada yang menawarkan cara “GILA”, “EDAN” sampai “GOBLOK”. Tidak adakah cara yang lebih baik?

Memang benar untuk meraih hal yang luar biasa, kita harus menggunakan cara yagn tidak biasa. Untuk mencapai prestasi fantastastis perlu ekstra usaha bahkan terkadang diluar nalar. Tapi perlukah kita menghalalkan segala cara? Baikah kita menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan kita? Bijakah jika menggunakan langkah-langkah yang membuat kita malah jadi Gila?

Saya percaya masih banyak cara yang bijak untuk menjadi entrepreneur. Banyak hal yang bisa kita lakukan agar mencapai kesuksesan. Sejauh saya bergelut dalam dunia entrepreneurship, entrepreneursip adalah suatu proses. Menjadi entreprenur adalah suatu pilihan untuk mewujudkan mimpi dan tujuan hidup kita.

Banyak orang memilih jadi entrepreneur tapi terjebak hanya untuk sesuatu yang semu. Seperti kawan saya, dengen pengen cepat kaya dan sukses. Maka untuk mencapainya dia membutuhkan modal yang cukup untuk mencapainya. Bahkan dia rela menggadaikan sertifikat tanahnya. Padahal “pondasi” dirinya belum siap untuk menghadapinya. Bagaikan ingin membangun gedung bertingkat, kita harus membangun dulu pondasi yang kuat untuk menompangnya. Bila tidak cepat robohlah bangunan tersebut

Pertanyaan sekarang adalah Bagaimana membangun pondasi tersebut? Inilah yang saya sebut sebagai proses entrepreneurship. Mulai dari keyakininan diri dan memilih secara sadar bahwa entrepreneur adalah pilihan hidup yang sesuai dengan panggilan jiwa (tujuan hidupnya). Kemudian di pupuk dengan Mindset yang tepat serta karakter yang kokoh. Saya percaya, menjadi entrepreneur bukan hanya menjadi pengusaha ini adalah tentang mindset dan karakter. Mindset dan karakter yang akan memberikan kita kesuksesan dan kemuliaan. Kebaikan untuk diri kita sendiri, orang lain dan alam semesta.

Sudah siapkah menjadi menjadi entrepreneur yang baik? Baik untuk diri kita,baik untuk orang lain dan baik untuk Yang Menciptakan kita..



Nb: sebuah tulisan menyambut ultah TDA Jogja. Smoga tulisan ini bisa dilanjutkan dengan berbagai refleksi dan perjalana saya sebagai pribadi dalam ber”entrepreneurship”ria, sekaligus “Berbisnis, berbagi dan menebar Rahmat” bersama tmn TDA dan Senyum Community. Enjoy yourlife, enjoy the process ^^