Kamis, 28 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (6,5)

5 comments
(sambungan posting sebelumnya)

Namun ketika semangat-semangatnya menjadi pengusaha, Tuhan kembali mengingatkan saya. saya yang waktu benar-benar getol untuk membangun bisnis, telah melupakan banyak hal yang bagi saya. saya terlalu sibuk dengan mimpi-mimpi saya, sehingga lupa apa yang terjadi di sekitar saya. saya benar-benar sadar ketika…
Kepergian Doni
“Hidup itu singkat sobat, manfaatkan waktu sebaiknya”
Saya kembali mengalmi sebuah pengalaman yang sangat berharga. Saya telah ditinggala salah satu sahabat terbaik saya, Doni. Saya masih ingat, kami mempunyai mimpi bersama untuk nonton bareng sendratari Ramayana, dan masih banyak hal yang kita ingin lakukan bersama. Namun semua itu hanya mimpi.

Ketika saya mendapat kabar kepergiannya, saya sedang asyik-asyiknya membuat bisnis plan. Saya sedang merajut mimpi saya. tentu saja seketika mendapat sms, saya langsung bergegas. Ada yang jauh lebih penting dari bisnis saya waktu itu.

Kejadian ini mengingatkan saya pada Gempa Bumi 2007 . Tuhan kembali mengingatkan apa saja yang paling penting dalam hidup ini.

”Tiap detik pasti berarti, tiap kesempatan sangatlah berharga. Manfaatkan sebaik mungkin, jangan pernah menunda bila memang bisa dilakukan sekarang”

Saya kembali dipenuhi beberapa pertanyaan. Apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidup ini? Untuk apa sebenarnya kamu hidup ini? Apa yang membedakan dunia ini dengan keberadaan kamu atau tanpa kamu? Apa yang ingin kamu lakukan bila hari ini adalah hari terakhirmu?

Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut saya membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Saya kembali mengurusi rencana bisnis saya. Hingga ada suatu kejadian yang kembali memberikan saya pelajaran hidup, yaitu saat saya mengalami...

”bad week”
Beberapa saat sebelum saya mengakhiri pelatihan CEP, saya mendapat tawaran untuk bermitra membangun bisnis EO. Sungguh sangat kebetulan, saat saya ingin melangkah membangun kerjaaan bisnis, ada yang yang menawarkan menjadi mitra. Hal ini cukup unik, karena saya bergabung dengan beberapa orang yang baru kenal.

Memang pada awalnya tidak ada masalah. Kita langsung mendapat amanah untuk membuat event dari klien sebuah perusahaan telekomunikasi Nasional. Sebuah kesempataan langka. Kita langsung membuat event dengan skala besar. Semangat untuk mewujudkan mimpi bersama semakin terasa.

Namun ternyata tidak seindah yang dibayangakan. Masalah pribadi dalam tim telah mengubah segalanya. Kepercayaan yang dibangun telah runtuh oleh perilaku yang tidak semestinya. Saya sendiri sangat sulit memahami, mengapa orang yang selama ini kita percayai ternyata bisa menyimpan segala tipu muslihat. Bayangan membuat event besar dengan dampak besar tinggal mimpi. Saya kembali menelan pil pahit atas mimpi yang kita bangun.

”Visi yang besar harus dimulai dari yang langkah-langkah kecil dahulu dan ketika kita sudah komitmen akan banyak rintangan yang menghadang”

Saya sadar sebagai EO baru, menangani klien yang cukup besar membutuhkan tantangan yang besar. Kami semua mempunyai mimpi besar terhadap apa yang ingin kita lakukan. Namun kita belum mempunyai dasar yang kuat untuk menompang badai yang bisa datang kapan saja. Saya berusaha bangkit saat itu dengan mereformasi EO, namun semua belum berhasil

Saya sendiri kembali bertemu pertanyaan-pertanyaan diatas. Hingga pada akhirnya saya sadar hikmah atas kejadian itu. Akhirnya saya teringat mimpi Besar saya : Reefoundation. Kenapa saya tidak memulainya sekarang? Saya memenuhi panggilan jiwa saya untuk mewujudkannya. Saya juga mulai keluar dari EGO saya. Saya tidak hanya menginginkan mewujudkan mimpi saya, tapi bagaimana apa yang saya lakukan ini bisa mewujudkan mimpi orang lain. Dan akhirnya apa yang saya lakukan membuahkan hasil Reefoundation bertransformasi menjadi Senyum Community. Sebuah awal dari perjuangan mewujudkan mimpi saya.

Dan akhirnya Rahasia menemukan Passion Kamu yang sebenarnya, Rahasia yang seharusnya Anda tahu sejak Anda lahir, tunggu yah kelanjutanya ^^

Minggu, 24 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (6)

2 comments
Akhirnya saya bisa melanjutnya tulisan saya, setelah disibukan beberapa agenda dan sedikit perenungan. Untuk melanjutkan tulisan ini memang membutuhkan beberapa energy, mengapa? Apa yang akan saya tulis ini merupakan fase akhir dari pemenuhan panggilan jiwa saya. sebuah perjalanan yang tidak mudah.

Salah satu alasan mengapa saya mengungkapkan cerita saya adalah karena untuk bisa menemukan passion kamu butuh proses yang berbeda-beda setiap orang. Ada yang mampu melewati dengan cepat tapi juga penuh liku. Seperti dalam tulisan saya sebelumnya, pasti ada suatu ujian untuk mewujudkan mimpi, dan saya kembali melanjutakan “ujian” itu saat..

Be Entrepreneur

Saat saya mulai mantap menjadi entrepreneur, saya kembali menemui sebuah hutan belantara. Tidak tahu jalan mana yang harus saya tempuh. Yang ada saat itu hanyalah “pokoke aku dadi Bos ae, ga cocok dadi pegawai”. Kata “pokoke” sendiri merupakan tanda kebesaran ego saya waktu itu. Suatu hal yang mungkin belum saya sadari saat itu. Saya tidak tahu harus memulai darimana, kebingunan kembali menyeruak. Namun keinginan saya seolah terjawab ketika ada tawaran CEP.

CEP? Apa itu? Campus Entrepreneurship Progam, yaitu sebuah progam pendidikan untuk menjadi Pengusaha. Progam yang diadakan Pasca UGM kerjasama dengan Ciputra Foundation. Tentu saja kesempatan ini tidak saya lewatkan. Sebuah jalan yang akan membawa saya ke kehidupan baru.



Dan benar ternyata, hampir semua pertanyaan saya tentang “be entrepreneur” terjawab. Progam yang berlangsung selama 2 bulan ini telah melatih saya banyak hal, beberapa pelajaran yang saya dapatkan adalah
1.Mind set
Esensi dari Entrepreneur adalah tentang mindset kita, sebuah paradigm. Jika kamu masih menganggap entrepreneur/kewirausahaan adalah sama dengan pengusaha/wiraswasta itu belum tepat. Itulah mengapa banyak orang terjun ke bisnis tapi mindsetnya masih belum beruabah sehingga usahanya hanya segitu-gitu aja.

Saya sering mencontohkan, pernah saya bertemu dengan pengusaha pecel lele yang mempunyai rumah bernilai ratusan juta rupiah, namun masih berjualan di jalanan dan rawan gusur. Tidak salah dengan berjualan di pinggir jalan, namun saya yakin jika pengusaha ini mempunyai mindset yang tepat, pasti sudah mempunyai rumah yang bernilai miliaran dan usaha skala resto.

Dalam pelatihan ini jugalah saya juga mulai mengenal Entreprenur yang dipraktekan disegala bidang. Yah, entrepreneur tidak hanya belaku didunia bisnis saja. Pak Ci (Ciputra) engajarkan sendiri bahwa Entrepreneur juga bisa dipraktekan di dunia Akademis (Academic Entrepreneur), Pemerintah (Governance Entrepreneur) dan Sosial (Social Entrepreneur). Disinilah mata saya mulai terbuka terhadap apa yang sebeneranya saya inginkan: Social Entrepreneur

2.Pentingnya koneksi/Jaringan
Dalam pelatihan ini saya benar-benar merasakan pentingnya jaringan. Saya yang selama ini cukup membatasi jaringan saya, dan ketika saya mendapat beberapa tugas (dalam pelatihan) saya agak kesulitan untuk memanfaatkan jaringan yang saya miliki. Untuk itulah mulai saat itu saya benar-benar tertarik untuk mengikuti berbagai event dari komunitas manapun, dan bila cocok saya akan terlibat didalamnya

3.Perencanaan dan detail
Selama ini saya hanya yang penting jalan saja. Saya masih ingat ketika saya bisnis donat (baca ini) tidak ada perencanaan sama sekali. Sehingga tidak heran bila saya gagal. Begitu pula saat kita mengembangkan Mamboe Psing (baca disini) tidak jelas mau kemana kita.

So, buatlah perencanaan apapun itu. Semakin detil semakin bagus. Jujur saya sebelumnya menganggap saya adalah orang yang holistic, bukan menyukai hal yang detil. Namun saya mengubah mindset saya, saya harus bisa merencanakan secara lebih mendetil. Emang butuh usaha keras dari saya untuk mengubahnya. Dan ternyata bisa.

4.Keberanian mencoba dan spirit
Berani menjadi factor yang penting kamu pengen terjun di dunia Entreprenur. Saya masih ingat, dalam pelatihan ini saya benar-benar membuang rasa malu saya. saya mencoba melawan diri sendiri. Saya memberanikan diri untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tabu bagi saya. salah satunya adalah berjualan di Sunday Morning UGM. Saya menjadi pedagang keliling didaerah UGM tersebut.

Memang awalnya ada ketakutan. Bagaimana kalau ketemu orang yang kita kenal? Bagaimana kalau orang itu yang kita taksir? Atau mungkin saudara kita? Tetangga kita? Apa kata dunia, Sarjana Ngasong? Tentu saja hal ini membutuhkan spirit yang cukup besar. Saya sadar waktu itu adalah kesempatan saya untuk keluar dari zona nyaman. Saatnya untuk BERANI mencoba hal yang diluar jangkauan kita.

Memang jualan saya saat itu tidak laku bahkan merugi. Saya berhasil mengatasi ketakutan-ketakutan saya. saya berhasil menawarkan apa yang saya miliki. Dan saya mendapat pelajaran yang berharga : keberanian mencoba dan spirit

5.melawan keterbatasan dan Action
setiap orang punya keterbatasan. Saya telah bertemu banyak mentor yang berhasil melawan keterbatasan dan mewujudkan mimpinya. Ternyata saya kita tahu keterbatasan yang kita miliki bukanlah untuk membatasi kita berkembang, namun untuk membuat kita fokus terhadap potensi yang ada. Contohnya, ketika Pak Ci membangun Ancol, dia mempunyai keterbatasan dana. Untuk itulah dia mengembangkan potensi yang dimilikinya (ide) dan menjualnya ke pemda DKI. Walhasil dia membangun Ancol tanpa modal dari dia.

Salah satu faktor penting untuk melawan keterbatasan adalah AKSI kita. Kita terkadan tahu apa yang seharusnya kita lakukan, namun terkadan kita tidak mau melakukannya. Kita harus melaksanakan apa yang kita rencanakan. Lakukan saja apa yang kamu lakukan, jika kamu masih bingun juga, mulai dengan...

6.starts small, big vision
”lihatlah dari yang paling mungkin, mulailah dari yang paling mudah dan lakukanlah SEKARANG” (Prinsip dasar SC dalam melakukan perubahan Positif)

Lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan dahulu, jika kamu hanya bisa membayangkan. Bayangkanlah. Setelah itu tuliskanlah, rencanakanlah. Semakin cepat, semakin bagus, jangan takut salah atau gagal. Terus mencoba dan just do it.

Namun ketika semangat-semangatnya menjadi pengusaha, Tuhan kembali mengingatkan saya. saya yang waktu benar-benar getol untuk membangun bisnis, telah melupakan banyak hal yang bagi saya. saya terlalu sibuk dengan mimpi-mimpi saya, sehingga lupa apa yang terjadi di sekitar saya.
Apa itu? Sabar yah, tunggu kelanjutanya ^^

Senin, 18 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (5)

7 comments


“sabar bukanlah sifat, tapi suatu sikap yang harus selalu diusahakan”
(Khotib kutbah Jumat di Maskam UGM,8 oktober 2010)


Duduklah, biarkan diri anda relaks dan nyaman, dan izinkan saya menceritakan satu atau dua kisah kepada Kamu. Cerita ini akan mengantarkan kamu menemukan passion kamu. Bagi sebagian orang mungkin akan mengganggu kemapanan mereka namun hal ini akan membuat kamu yakin bahwa segala hal yang terjadi pada diri kamu akan mengarahkan kamu pada keadaan yang luar biasa, diluar bayangan sebelumnya.
Pada tulisan sebelumnya. (http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-4.html) Saya mengatakan passion harus diuji, lalu bagaimana mengujinya?

Pada waktu usia SD saya sangat ingin sekali menjadi pemain sepakbola. Saya sangat terinspirasi dengan Kurniawan DY. Dia merupakan kebanggaan orang Magelang, sudah sewajarnya jika banyak yang mengidolakanya. Bahkan saking ngebetnya, saya juga mendaftar di SSB dimana dulu Kurniawan belajar. Namun kenyataan berkata lain. saat di SSB itu saya merasa “kalah” dibandingkan dengan yang lain. banyak orang yang lebih berbakat, di kampung memang saya termasuk unggulan, namun di SSB ini beda. Saya sulit beradaptasi dengan lingkungan baru ini.

Tapi saya tidak menyerah, saya berlatih bersama SSB lain yang juga dilatih mantan pemain Timnas juga. Kenyataan kembali memberi jawabannya. Saya gagal masuk tim utama. Hal ini sempat membuat saya berpikir mungkin ini memang bukan dunia saya.
Di akhir studi saya masih menikmati kehidupan saya dikampus. Beruntung saya menjadi salah satu asisten dalam progam kampus. Hal ini memberikan pengalaman kerja sendiri. Namun selepas wisuda saya benar-benar mengalami pencarian yang sesungguhnya. Hal ini dimulai ketika kartu ATM saya ketelan mesin ATM. Dan yang menarik adalah ketika saya mencoba mengambil di customer service, ternyata tidak bisa karena memakai nama orang lain (ibu saya). waktu itu saya berpikiran, mungkin ini saatnya saya benar-benar mandiri. Tidak tergantung lagi pada orang tua. Apalagi waktu itu saya juga mulai berpikiran untuk “keluar” dari kampus, saatnya berpetualang ^^.

Tidak ada yang lebih menyenangkan ketika kembali melakukan hal yang baru. Bayangan waktu kuliah dulu adalah rencananya : Kuliah – Kerja – usaha/bisnis – Badan Amal/sosial. Ya, waktu itu saya sangat ingin bekerja di luar Jawa. Bahkan kalau bisa yang memungkinkan saya berpindah-pindah kota. Setelah karir mapan saya ingin usaha sendiri. Setelah usaha sukses saya ingin membuat semacam badan amal. Sungguh perjalanan yang sangat meyenangkan pikirku waktu itu.

Saya melamar berbagai macam pekerjaan dan perusahaan. Saya sangat bersemangat jika menawarkan penemapatan di seluruh Indonesia. Namun perjalanan ini juga memberikan saya banyak pelajaran. Salah satunya adalah ketika saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Saya merasa tidak cocok hidup dikota ini. Semua orang terlihat berjalan sangat cepat, tidak bisa menikmati setiap langkahnya. Awalnya saya berpikiran ini mungkin hanya karena saya belum biasa saja.

Hingga saya untuk kedua kali pergi ke Jakarta. Saya sempat mencoba bertahan beberapa hari disini. Tapi saya tidak menemukan apa yang saya cari. Mungkin bisa saja saya mendapatkan pekerjaan dan gaji yang saya inginkan, tapi saya merasa bahwa saya belum tentu mendapatkan kehidupan yang saya inginkan.

Sekembali dari Jakarta, saya seakan-akan mendapatkan jawabannya. Ada kesempatan bekerja diluar Jawa. Namun ada sesuatu yang mengganjal, terutama pesan orang tua ketika saya kembali dari Jakarta, yang intinya adalah “Kalau bisa cari pekerjaan di Jogja aja, deket ma keluarga dan nanti bisa S2 juga kan?”. Suatu hal yang cukup membingungkan saya waktu itu.

Saya mencoba kembali mencari apa sih yang sebenarnya saya inginkan? Pertanyaan it uterus menguasai saya. sebenarnya buat apa saya bekerja? Buat apa saya harus pergi ke luar jawa? Saya coba merefleksikan kalau saya bekerja nanti gimana ya? Kalau bekerja sebagai HRD cocok gak ya? Kalau bekerja sebagai itu pas gak ya?
Dalam self-talk tersebut saya sempat pernah mendapat jawaban, “kalau kerja kantoran seperti saat di kampus, siap ga kamu? Kamu kan orangnya sulit diatur, pengena melakukan sesuatu sesuai inisiatif sendiri.”

Saya kembali bertanya, buat apa sih saya harus ke luar jawa? Senang-senang? Saya kembali merefleksikan pengalaman saat kuliah, saya sudah sangat menikamati masa foya-foya saat itu. Adakah sesuatu hal lain yang lebih MENYENANGKAN yang bisa saya lakukan?
Saya juga mencoba menggali lagi, dan ketika saya mengurutkan kembali apa yang saya inginkan : Kuliah – Kerja – usaha/bisnis – Badan Amal/sosial. Kuliah sudah, sekarang kerja. Kerja? Kenapa harus kerja dulu? Mengapa saya tidak memulai untuk bisnis atau membuat badan amal/sosial. Waktu itu saya belajar bagaiamana kalau kita mulai dengan tujuan akhir saja?

Ok, setelah saya menemukan hasrat waktu dikuliah (http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-3.html
), salah satu HASRAT TERBESAR saya adalah membuat semacam badan amal/sosial. Saya pun sudah menemukan namanya : REEFOUNDATION. Kerenkan? :D. dan saya pun mulai merancang untuk membangunnya mulai saat itu, saya mentargetkan 5 tahun lagi REEFOUNDATION akan ada.

Dan untuk memulainya saya memantapkan diri untuk menjadi Entrepreneur. Mengapa? Setelah saya pelajari lagi, dari berbagai proses seleksi, wawancara saya tidak menemukan posisi yang benar-benar saya inginkan. Bahkan pernah pada suatu wawancara, saya ditawari suatu pekerjaan yang menurut HRD sangat cocok bagi saya. tapi saya berpikiran, itukan menurut Anda, menurut saya kog nggak ya? :D. hal ini diperkuat ketika saya merefleksikan saat terbaik bekerja dikampus, yaitu tidak ada sama sekali. Saya “ngantor” dari pagi hingga sore bahkan terkadang sampai malam. Saya lebih menikmati bekerja sebagai tutor atau pedagang donat (baca : http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-1.html) yang waktunya fleksibel dan tidak perlu pakai baju rapi, sepatu plus berangkat pagi :D
saya memang sempat menjadi “bintang” saat SMP-SMA tapi hal tersebut tidak membuat saya berkeinginan lagi menjadi pemain bola. Waktu itu saya berkeyakinan, pasti ada sesuatu yang lebih AGUNG dari “sekedar” menjadi pemain bola.

Saya merasakan sendiri begitu nikmatnya ketika mau mengikuti kata hati. Saat itu saya mulai melupakan menjadi pegawai kantoran, sudah cukup menjadi jobseeker hanya dua bulan saja. saatnya hidup berdasarkan passion saya. saya mencoba membangunkan potensi yang terbesar dalam diri saya. saya masih ingat, ketika saya mulai memantapkan diri menjadi Entrepreneur, saya kembali digoda, saya mendapat panggilan bekerja di Sumatera, suatu yang saya idamkan. Namun hati saya sudah mantap. Saya tetap di Jogja dan mewujudkan mimpi saya.

Namun, ujian kembali ada, bagaiamana memulainya usaha saya? Kenapa saya tidak memulai REEFOUNDATIONnya saja? Hingga sebuah pengalaman yang lebih mengguncangkan saya daripada Gempa Bumi 2006, sebuah pengalaman yang lebih mendekatkan saya kepada mimpi saya. apa itu? Tunggu kelanjutanya yah.. ^^

(bersambung)

Senin, 11 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (4)

2 comments
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya (baca : http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-3.html), saya sudah mulai menemukan apa yang saya cari selama ini. Namun waktu saya masih belum bisa memahami apa yang saya lakukan, dan proses itu memakan waktu sehari. Pemahaman saya membutuhkan waktu beberapa bulan bahkan tahun. Gempa bumi 27 mei 2006 merupakan turning point kehidupan saya. pembelajaran terus terjadi, dan bukti-bukti keajaiban yang terjadi memberikan saya keyakinan lebih.

“selalu ada keajaiban di hati yang IKhlas dan menyerahkan semua kepadaNya”


Yah, setelah saya mulai mengikuti kata hati saya menciptakan banyak keajaiaban.
Memang saat itu saya belum begitu tentang makna keajaiban ini. Saya juga baru benar-benar yakin saat menciptakan keajaiaban bersama Senyum Community (SC) (baca : http://dw-arif-n.blogspot.com/search/label/keajaiban%20senyum%20ramadhan).

Waktu itu saya belajar dari seorang kawan yang mengaku mampu mewujudkan semua keinginan. Dia hanya mengatakan “dengarkan saja suara hati kecilmu”. Saya mengenalnya lewat FS (waktu itu lagi boomingna). Uniknya saya mendapatkan nomernya, karena miskom entah kenapa dia memberikan nomer HP. Waktu itu saya masih mengganggap dunia maya sesuatu yang diluar kita. Dunia imajinasi. Dan keajaiban terjadi, saya benar-benar bisa bertemu dengan dia, karena dia melanjutkan studi di jogja.(seblumnya tinggal di Kalimantan). Memang saya tidak bisa mengenal terlalu jauh, dia hanya tinggal sebentar di Jogja, dan harus menggapai mimpinya untuk menjadi Pramugari di penerbangan internasional. Yah, dia benar-benar mewujudkan impiannya.

Sahabat saya itu menginspirasi saya untuk melakukan keajaiban juga. Mewujudkan mimpi saya terkadang orang bilang “tak mungkin”. Apa sajakah itu? Beberapa keajaiban yang saya ciptakan saat

Tahun keempat kuliah (tahun terakhir kuliah)

a. Jalan-jalan GRATIS ke Jakarta





Sebelumnya saya minta kamu tidak tertawa. Emang kenapa? Inilah untuk pertamakalinya saya ke Jakarta. Bagi orang mempunyai banyak saudara ataupun kemapuan ekonomi menengah keatas tentu hal yang biasa bisa kapan saja kemana saja. Berbeda dengan saya, seluruh keluarga saya berasal dan tinggal di Magelang (terjauh di Batang). Kesempatan untuk keluar kota hanyalah saat wisata sekolah. Keluarga saya memang bukanlah orang kaya yang mempunyai budget untuk pergi wisata bersama. Bahkan sebelum kuliah, perjalanan ke Yogyakarta adalah perjalanan eksotis yang patut diceritakan oleh siapa saja.

Jadi tidak heran ketika saya akan pergi ke Jakarta, hal ini menjadi pemberitaan besar di kampung sana. Apalagi saya mendapatkanya dengan GRATIS tanpa minta sangu ke orang tua. Kog bisa? Cerita ini berawal ketika ada progam dari fakultas untuk melakukan Roadshow ke Jakarta. GRATIS. Tentu saja banyak yang tertarik. Namun ada syaratnya : seleksi melalui menulis papper.

Jujur waktu itu saya termasuk orang belum begitu suka menulis (dibanding sekarang). Menulis tugas lebih banyak copy pasteor ATM saja daripada berpikir dan menuangkan ide baru. Blog FS waktu itu hanya berisi sampah dan curcol saja, bagaimana bisa menulis tulisan ilmiah. Bahkan kalau jujur waktu itu juga saya tidak begitu berharap bisa lolos seleksi, yang saya lakukan saat itu hanyalah, mengikuti kata hati, menulis, dan menyerakah semua kepadaNya.

Dan Alhamdulillah saya lolos, seleksi dan berangkat ke Jakarta. Sebuah keajaiban yang indah ^^


b.Tentang Sina and Friends
Sina? Siapakah itu? Dia adalah mahasiswa dampingan saya yang berasal dari Jerman. Jerman? Emang bisa bahasa Jerman? Enggak, English? Little-little. Kog bisa? Yah, saya hanya mengikuti kata hati mendaftar sebagai tutor INCULS, lolos seleksi dan Alhamdulillah ketrima.


Apakah itu semua kebetulan? Tentu tidak, sejak dulu saya mengimpikan untuk mempunyai seorang kawan bule. Namun saya tidak tahu harus bagaimana sampai saya menemukan rahasia itu ( baca : http://www.senyumkita.com/senyum-inspirasi/rahasia-mewudkan-impian-anda/).

Saya masih ingat betul, ketika awal kuliah sebenarnya saya sudah satu kos dengan orang dari Jerman dan beberapa bahkan dari Australia. Sudah beberapa hampir 5-6 orang yang bergantian tinggal satu kos. Namun tidak satupun saya mengenal dengan baik. Saya masih takut. Saya bingun gimana caranya agar bisa kenal dengan mereka.

Namun semua itu berubah, ketika saya menemukan “kunci” tersebut. Saya telah berhasil menjadi sahabat orang bule. Saya tidak hanya belajar bahasa (tugas saya sebenarnya sebagai tutor). Tapi juga melakukan kegiatan lain, seperti jalan-jalan atau sekedar kumpul dan nongkrong bareng. Jadi tidak heran jika jam tutoring saya paling banyak dibandingkan tutor lain(bahkan melebihi waktu yang ditentukan).

Dan yang menarik saya bersahabt dengan beberapa kawannya yang tidak hanya berasal dari Jerman tapi Negara lainnya. Sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan ^^

c. Tentang skripsi dan lulus tepat waktu
Di tahun ini saya masih disibukan dengan kegiatan penanggaulan bencana Gempa dikampus. Hal ini jugalah yang membuat saya semakin dekat dengan dunia kampus dan psikologi. Salah satu kenyataan yang saya hadapi saat itu adalah saya harus menyusun skripsi.

Sejak awal kuliah, saya lebih tertarik dengan bidang psikologi sosial ataupun PIO (salah satu calon skripsi saya adalah paper yang mengantarkan saya ke Jakarta). Namun kejadian Gempa 2006 mengubah segalanya. Dengan tanpa ragu saya banting stir dan memilih Psikologi klinis. Memang pada awalnya sempat bingun juga, namun saya hanya mengikuti kata hati dan siap menjawab tantangan ini. Saya tahu konsekuensinya, saya harus belajar mulai dari awal lagi. Saya masih ingat, saya harus kembali Handbook Psikologi klinis dan beberapa buku Handbook tebal lainnya. Yang jelas-jelas belum pernah saya baca, bahkan membayangkannya.

Hal yang menarik lainnya adalah saat saya harus memilih Dosen Pembimbing Skripsi (DPS). Saya harus menghadapi keputusan sulit, ketika saya harus memilih Dosen yang sangat memperhatikan penampilan. Tahu sendiri, saya adalah orang tidak terlalu memperhatikan tata cara berpakaian yang baik yang benar. Bahkan hingga saat ini. Sehingga tidak jarang orang-orang terdekat saya begitu heran mengapa saya mau menjadi mahasiswa bimbingannya. Yah, sekali lagi, saya hanya mengikuti apa Tuhan arahkan, pasti ada jalan cerah disana.

Dan ternyata pilihan saya tidak salah. Saya termasuk mengerjakan skrispsi dengan lancar. Saya sangat beruntung mempunyai banyak sahabat yang membantu saya. dan kejaaiaban terjadi saat saya benar-benar bisa menyelesaikan seusai keinginan saya. Tahun keempat sudah lulus. Memang masih banyak orang yang lebih hebat dari saya, namun saya tidak ingin membandingkan dengan orang lain.

kenyataan saya kuliah dengan IPK pertama 2,47, tapi mampu bangkit dan mencapai 3,27 adalah suatu yang saya banggakan. Ditambah saya menyelesaikan skripsi yang bukan bidang dan minat saya. hal itu merupakan hal yang ajaib bagi saya. saya hanya mengerjakan skripsi hanya satu semester saja. Hal ini mengingat banyak teman saya lulus lebih lama dari saya, padahal telah memulainya lebih dahulu.

Dan setelah lulus, inilah ujian sebenarnya passion saya. saya percaya bahwa setiap panggilan jiwa ini perlu diuji, hingga kita benar-benar yakin akan apa pilihan kita. Sebuah perjalanan panjang yang melelahkan dan menguras energy, namun saat kita sudah menemukan lentera hati ini. Semua terlihat sangat cerah dan indah. Kita akan melihat bayangan yang tidak pernah orang lain bayangkan, apa itu? Bagaimanakah ujian itu? Kita nantikan dalam kisah selanjutnya ^^

(bersambung)

Sabtu, 09 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (3)

1 comments



“Your work is going to fill a large part of your life, and the only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work. And the only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking. Don’t settle.” (Steve Jobs)



Apakah kamu merasa bahagia dengan hidupmu? Di tahun kedua kuliah (baca : http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/10/rahasia-menemukan-passion-kamu-2.html), saya benar-benar menemukan jalan kebahagian. Saya menikmati setiap apa yang saya lakukan. Namun, ada beberpa pertanyaan yang terlupakan saat itu. Apakah kamu merasa bermakna? Apakah bedanya adanya kamu buat dunia ini, dibanding tidak ada kamu?

Untuk itulah Tuhan mengingatkan saya dengan suatu peristiwa yang sangat mengubah hidup saya. suatu kisah yang terjadi saat..

Tahun ketiga kuliah

Di tahun ini saya merasa benar-benar merasa bersemangat dalam hidup ini. Banyak ide yang ingin saya lakukan. Banyak tantangan yang saya taklukan. Seperti pergi ke Sumatera, terjun dunia entertainment, hingga membuat bisnis baru. Namun pada suatu peristiwa yang tidak pernah dilupakan oleh semua orang Jogja : Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Yah, kejadian ini sangat mengubah hidup saya. waktu itu saya benar-beanr merasa bahwa hidup saya tinggal sebentar. Saya sudah merasa dekat dengan sakratul maut. Sebelum Gempa, saya sudah merasa “tidak enak”, saya bangun sekitar pukul 2 pagi, dan tidak bisa tidur lagi. Selepas Subuh saya pergi ke warnet, dan diwarnet inilah saya merasakan gempa. Orang-orang berhamburan, insting pun bergerak menyelaatkan diri tanpa menghiraukan apapun.

Selepas itu pikiran saya dipenuhi beberapa pertanyaan: apa yang terjadi? Mengapa hal itu terjadi? Bagaimana kalau kejadian itu bisa membuat saya meninggalkan dunia ini? Untuk apa hidup ini? Benarkah apa yang saya lakukan ini berjalan kea rah yang benar?

Kembali ke kos, pertanyaan-pertanyaan ini masih mengingang, saya belum bisa menjawab. Saya memilih untuk melakukan hobi saya : tidur (untuk menenangkan diri, dank arena ngantuk juga :D). bahkan ketika isu tsunami merebak, saya termasuk orang yang tenang dan tetap memilih untuk tidur saja. Walaupun saat itu keadaan masih penuh dengan ketidakpastian. Listrik mati, informasi tidak jelas.

Di hari kedua, saya mulai berpikir untuk melakukan sesuatu. Kita tahu bahwa keadaan terparah saat itu ada di Bantul. Saya berinisiatif untuk segera kesana. Saya masih ingat, saat itu saya termasuk tim pertama dari Fakultas Psikologi UGM yang terjun ke lokasi korban Gempa. Saya menyaksikan sendiri, belum meratanya bantuan. Banyak orang masih merasa tidak berdaya.

Setelah itu saya menghabiskan waktu saya untuk menjadi relawan di Kampus. Waktu itu saya belum mengerti kenapa ikut dalam tim Kampus, bukan yang lain (organisasi lain). saya hanya mengikuti kata hati saja. Bahkan ketika ada tawaran untuk terlibat dalam KKN membantu korban bencana saya tetap memilih bergabung dengan tim Psikologi. Saya tidak ingin keinginan saya membantu mereka hanya terbatas karena “tugas KKN” saja.

Dan ternyata pilihan saya sesuai dengan apa yang saya cari selama ini. Yaitu pertanyaan mengapa saya belajar psikologi. Yaitu bagaimana saya bisa bermanfaat bagi orang lain. saya ingat benar, walaupun prestasi akedemik saya naik, namun saya benar-benar tidak paham untuk apa saya belajar semua itu. Dan saya malah lebih banyak belajar diluar psikologi. Namun kejadian gempa tersebut, membuka mata saya, bahwa saya bisa melakukan sesuatu dengan ilmu yang saya pelajari ini.

Namun yang paling mendasar bagi saya adalah bagaimana saya menemukan arah benar. Saya seharusnya tidak hanya memikirkan diri sendiri saja, tapi juga orang lain diluar sana (kelompok/komunitas lain). Nurani menuntun saya untuk melakukan sesuatu yang lebih BESAR dari kepentingan pribadi saja. Salah satu kebahagiaan terbesar yang saya rasakan adalah ketika saya bisa member dan melakukan sesuatu untuk orang lain. saya mulai belajar untuk keluar dari ego, dan menjawab kebutuhan lingkungan.
Perjalanan saya pun semakin menarik, ketika saya mulai mengikuti penggilan jiwa ini, keajaiban-kejaiaban mulai tercipta. Banyak mimpi-mimpi mulai terwujud. Dan yang paling penting saya mulai menikmati semua proses yang ada. Semua itu akan saya jelaskan dalam kisah selanjutnya. Sabar ya ^^

Bersambung…
(bagaimana saya mewujdukan mimpi saya berteman dengan banyak orang bule padahal English saya tidak lancar? Rahasia bagaimana saya menyelesaikan kuliah tepat waktu? Dan menciptakan banyak keajiaban lainya :D)

Kamis, 07 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (2)

1 comments
Ada pertanyaan menarik, apakah passion = hobi? Memang banyak orang menemukan passion dari hobi yang mereka tekuni, namun hobi bukanlah passion. Hobi merupakan pintu untuk menemukan panggilan jiwa kita. Kalau saya ditanya apa hobinya? Dengan senang hati saya menjawab “Makan, tidur, jalan-jalan.”. apakah itu passionku?

Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, passion/lentera hati erat kaitnya dengan tujuan hidup kamu. Passion bukan sekedar sesuatu hal yang kamu sukai, tapi itu merupakan panggilan jiwa yang bisa membawa kamu tidak hanya bahagia tapi juga bermakna. Suatu hal yang kadang terlupakan banyak orang, mereka terlihat bahagia namun hatinya kosong. Berbeda kalau kita mampu memenuhi panggilan jiwa ini, kita tidak hidup penuh gairah, tapi juga melewati setiap kehidupan dengan penuh makna.

Hal menarik lainnya adalah orang yang hidup dengan passionnya bisa memberikan pencerahan bagi lingkungan sekitarnya. Saya telah bertemu begitu banyak orang yang memenuhi panggilan jiwanya, setiap pesan dan aksinya mempunyai ruh yang mampu menginspirasi banyak orang. Sungguh luar biasa!.

Lalu pertanyaannya adalah bagaimana menemukan passion kamu, bukan sekedar hobi aja? S Covey membagi suara hati ini menjadi beberapa aspek, yaitu Bakat: bakat dan kekeuatan alamiah Anda, Gairah hidup: hal-hal yang membuat Anda bersemangat,memotivasi dan mengilhami Anda, Kebutuhan (need) apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang disekitar Anda sehingga mereka bersedia membayar Anda, Nurani (conscience): suara batin kita, yang menunjukan kepada kita apa yang benar dan mendorong kita untuk bertindak sesuai dengannya.

Saya akan coba membahasnya dengan apa yang saya alami, mengapa? Saya percaya, untuk menemukan panggilan jiwa ini membutuhkan waktu dan proses. Setiap aspek diatas juga perlu diuji dulu. Dan setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda. Saya juga yakin setiap orang mempunyai cara sendiri untuk mendapatkan misi hidupnya sendiri.

Salah satu cara menemukan rahasia hidup ini adalah mencoba memahami apa yang kita alami diwaktu lampau. Seperti yang saya alami saat….
Tahun kedua Kuliah

Setelah saya gagal bisnis donat, saya mencoba aktifitas lain. Saya sempat bersentuhan dengan beberapa MLM tapi itu tidak bertahan lama, karena saya merasa itu bukan “cara” saya. dalam pencarian itu saya malah menemukan sesuatu yang berbeda, yaitu Mamboe Psing.



Mamboe Psing? Apa itu? Kepanjangan adalah Mari Memboeat Psikologi Going-Going. Cukup aneh bukan? Seperti namanya, orang-orangnya pun unik bin ajaib. Mamboe Psing menjadi komunitas sendiri yang mewarnai hidup saya. selain bisa menyalurkan hobi saya jalan-jalan, saya juga menemukan makna baru bagi hobi saya itu : berani mencoba hal yang baru, selalu mencari tantangan baru.

Memang kegiatan Mamboe Psing tidak terarah dan terorganisir dengan baik. Tidak ada visi dan misi, murni komunitas cair yang ingin mengepresikan jati dirinya. Jadi jangan heran jika kegiatan tidak jelas dan sporadis. Dari sekedar kumpul-kumpul, fieldtrip malam hari ke Parang kusumo, Jakal bahkan Sarkem. Dari nongkrong, cari catatan, ngerjain tugas sampai ngupulin tugas ke kos Asisten Pratikum (sengaja pada telat biar bisa pada “ngapel” mbak asisten :D).

Memang saya merasakan sendiri kegiatan saat itu lebih kearah hura-hura, senang dan pelampiasan hasrat sesaat. Namun saya juga belajar untuk berani melakukan sesuatu baru. Banyak hal gila yang kita lakukan bersama, walau terkesan tidak ada gunanya namun saya belajar. Saat kita berani melakukan sesuatu yang “gila”, kita sebenarnya sedang belajar keluar dari zona aman kita. Dan yang terjadi adalah kita mampu melakukan segala sesuatu yang mungkin sebelumnya.

Hal ini terbukti dengan prestasi akedemik yang saya alami. Tidak pernah ada yang menyangka saya bisa mencapai IP 3,8. Kog bisa? Saya sendiri waktu itu kaget, namun itulah kenyataan. Walaupun saya jarang belajar, bahkan terkadang hanya hari H ujian saja, namun saya menikmati prose situ. Saya menemukan Gairah saat kuliah. Saya mencoba menjawab Bakat saya dengan mencari mata kuliah atau dosen yang menarik bagi.
Selain itu saya juga menemukan gairah lain diluar kuliah. Yaitu desain grafis, saya mulai memenuhi kebutuhan lingkungan sekitar saya. banyak teman mempercayakan urusan desain kepada saya. Padahal saya hanya belajar otodidak, namun saya mencoba memenuhi hasrat saya untuk belajar hal baru, mengembang kreatifitas saya, mencoba mewujudkan imajinasi saya.

Namun masa hura-hura itu berubah oleh kejadian yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Sebuah periswa yang menyentuh nurani saya sekaligus menjawab kebutuhan hakiki yang ada didalam diri saya.

Apa itu? Tunggu ditulisan berikutnya ^^

(bersambung..)
Bagaimana kekuatan nurani itu penting untuk mengarahkan passion kita? Bagaimana ternyata banyak hal yang lebih penting sekedar memenuhi ego kita?

Rabu, 06 Oktober 2010

Rahasia menemukan Passion kamu (1)

1 comments


Sudahkah kamu menemukan passion kamu? Seberapa pentingkah lentera jiwa ini?
Jika kamu sering menonton Kick Andy atau film 3 Idiots ada banyak kisah tentang mengapa passion itu penting. Dan menurut S Covey sendiri suara hati ini sangat penting untuk menjadi pribadi utuh sehingga mencapai keagungan (Greatness). Kalau saya sendiri memahami passion ini merupakan panggilan jiwa sebagai pemimpin di bumi ciptaanNYa. Saya percaya setiap orang mempunya peran dan misi mengapa dia hidup didunia

Lalu untuk apakah kamu hidup ini sebenarnya? Tentunya setiap orang pasti mempunyai jawaban yang berbeda-beda, walau terkadang sebenarnya sama. (Beribadah kepadaNya.). yah, tapi Tuhan cukup adil menciptakan manusia ini dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya. Coba bayangkan jika semua orang ini jadi Kyai, siapa yang jadi santrinya? Jika semua jadi Presiden siapa mau jadi mentrinya?. Setiap orang mempunyai peran misi mengapa dia hidup didunia, bahkan seorang pemulung sampah ataupun teroris.

Lalu pertanyaanya adalah bagaimana menemukan passion itu? Tentu banyak cara atau kisah yang bisa kita praktekan. Namun saya coba menceritakan versi saya, versi Dwi Wahyu Arif N. Sekaligus sebagai jawaban atas kesibukan saya selama ini : SIBUK MENIKMATI HIDUP!! ^^. Selamat menikmati dan menemukan suara hati…
Kisah ini saya mulai saat….

Awal kuliah


Awal kuliah saya mulai dengan suka cita. Saya berhasil mewujudkan impian saya kuliah di UGM (baca: ). Saking menikmati kuliah ini sampai-sampai saya tidak tahu sebenarnya untuk apa kuliah itu :D. Jadi jangan heran semester awal IPK Cuma 2,47. Saya tidak menyesal sama sekali mendapatkan IPK “hanya” segitu, wong tujuan saya kuliah tidak untuk mendapatkan nilai. Yang terpikirkan saya waktu itu hanyalah menikmati apa yang saya lakukan. Alhamdulillah diatas 2, masih ada kog yang dibawah saya. (bahkan beberapa teman saya yang selalu IPK diatas 3 sampai sekarang masih ada yang belum lulus, jadi terlalu dipikrkan deh tentang IPK jika hal itu tidak membuatmu meninggalkan dunia ini :D)

Awal kuliah Saya merupakan mahasiswa kupu-kupu plus (kuliah-pulang- plus jalan-jalan :D). Saya tidak mengikuti berbagai macam kegiatan kampus, karena saya sudah merasa capek ketika SMA dulu terlalu banyak kegiatan. Saya menginginakan tantangan lain.
Akhirnya jawaban mulai ada ketika seorang teman SMA saya menawari untuk bisnis. Dengan senang hati saya pun mengiyakan. Saat itu kita mulai berjualan donat dari kos-ke kos. Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah saya bisa main ke kos teman-teman SMA (waktu itu pasarnya baru kos teman SMA-kenalnya baru itu). Saya sangat menikmati ketika bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan teman-teman lama. Jadi selain berjualan donat sekalian sharing bahkan kadang jalan bareng. Bahkan kalau beruntung bisa berkenalan dengan teman baru di kos teman saya.

Namun perjuangan itu tidak bertahan lama. Di tahun kedua kolega bisnis saya harus meninggalkan Jogja untuk pindah studi di Bandung. Saya kehilangan semangat untuk menjalankan lagi. Saya gagal melanjutkan menjadi seorang entrepreneur. Tapi saya menemukan hikmahnya , saya menemukan salah satu hal yang saya sukai : bersilaturahmi, bertemu dengan orang (teman lama/baru) dan berbagi banyak hal. Hal ini lebih memuaskan ketimbang uang yang saya dapatkan.
(bersambung… )

Berikutnya bagaimana saya menghabiskan tahun kedua dengan penuh hura-hura, jalan-jalan dan kesenangan lain dan semua tiba-tiba berubah dengan penuh kedamaian.