Sabtu, 18 Oktober 2008

Cara Mendeteksi Kebohongan

Saat ini jujur adalah perkara yang sulit ditemui, banyak orang tidak percaya kepada orang lain karena kebohongan orang tersebut. Kebohongan tersebut emang biasanya terasa manis namun sesungguhnya beracun. Banyak diantara kita dirugikan karena kebohongan orang lain. Dan celakanya banyak orang yang tidak kalau kita sering dibohongi oleh orang lain. Emang tidak mudah untuk mengetahui orang lain berkata jujur atau berbohong. Namun bukan berarti kita tidak bias mengetahui bahwa orang lain tersebut jujur atau tidak. Salah satu “alat deteksi” kebohongan adalah dengan melihat komunikasi nonverbal. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara virtual mustahil bagi kita untuk memonitor dan mengontrol segala macam saluran ini sekaligus, bahkan orang-orang yang sering berkata bohong dan yang sering melakukan kebohongan praktis (misalnya para negosiator, artis peran, wiraniaga) sekalipun seringkali masih dapat diketahui kebohongannya melalui beberapa saluran isyarat nonverbal. Sebagai contoh, jika mereka sibuk mengatur ekspresi wajah dan kontak matanya, maka fakta bahwa mereka sedang berbohong mungkin masih dapat dilihat melalui gerakan dan postur tubuhnya, atau melalui perubahan aspek-aspek cara berbicara nonverbalnya – nada suaranya dan isyarat-isyarat lain yang terkait.
Isyarat nonverbal yang dapat kita lihat antara lain :
mikroekspresi, yaitu ekspresi wajah yang datar dan hanya berlangsung selama sepersekian puluh detik. Reaksi semacam itu tampak di wajah secara cepat sekali setelah terjadinya peristiwa yang membangkitkan emosi dan sulit untuk disembunyikan rapat-rapat. Reaksi ini cukup dapat memperlihatkan perasaan atau emosi yang sebenarnya. Jadi, jika Anda memiliki alasan untuk mencurigai bahwa seseorang sedang berbohong, katakan tentang sesuatu yang anda rasa dapat membuat orang itu terkejut atau tersinggung, lalu perhatikan baik-baik wajahnya pada saat Anda mengatakan hal itu kepadanya. Bila Anda melihat sebuah ekspresi yang kemudian dengan sangat cepat diikuti oleh ekspresi lain yang berbeda, waspadalah: orang itu mungkin sedang mencoba membohongi Anda.
diskrepansi antarsaluran, yaitu ketidakkonsistenan di antara isyarat-isyarat nonverbal yang berasal dari saluran-saluran yang berbeda. Ketidakkonsistenan itu berakar pada fakta, bahwa orang yang sedang berbohong menemui kesulitan untuk mengontrol semua saluran itu sekaligus. Sebagai contoh, seorang terdakwa yang sedang mencoba berbohong mungkin berhasil mengatur ekspresi wajahnya dan tetap mampu menjaga kontak mata yang tinggi dengan para juri. Tetapi, pada saat yang sama, ia mungkin memperlihatkan perubahan sikap tubuh atau gerakan tubuh yang menunjukkan bahwa ia sedang mengalami rangsangan emosional yang tinggi.
paralanguage. Ketika orang berbohong, pitch suaranya seringkali meninggi, dan mereka cenderung berbicara lebih lamban dan kurang lancar. Selain itu, mereka sering melakukan sentence repair (perbaikan kalimat) – misalnya dengan memulai sebuah kalimat, memotongnya, kemudian memulainya lagi. Jadi, dengarkan baik-baik. Jika Anda melihat adanya perubahan-perubahan di dalam suaranya, orang tersebut mungkin sedang berbohong.
kontak mata. Orang-orang yang sedang berbohong lebih sering mengedipkan mata dan pupil matanya lebih melebar dibanding mereka yang tidak berbohong. Mereka mungkin juga memperlihatkan kontak mata yang lebih rendah dibanding biasanya atau – yang mengejutkan – justru lebih tinggi dibanding biasanya, ketika mereka mencoba berpura-pura jujur dengan memandang langsung ke mata lawan bicaranya.
ekspresi wajah yang berlebihan. Sebagai contoh, mereka mungkin tersenyum lebih banyak – atau lebih lebar – dibanding biasanya, atau memperlihatkan kesedihan atau emosi lain yang lebih besar dibanding ekspresi tipikalnya ketika menghadapi situasi yang sama.Sebagai contoh: jika seseorang menjawab “tidak” untuk permintaan Anda kemudian memperlihatkan penyesalan yang berlebihan, maka ini merupakan tanda yang jelas bahwa alasan yang diberikannya untuk menolak permintaan Anda mungkin tidak akurat.
Dengan memperhatikan isyarat-isyarat nonverbal ini secara saksama, kita seringkali dapat mengetahui bahwa orang lain sedang membohongi kita – atau sekadar mencoba menyembunyikan perasaannya dari kita. Tetapi, keberhasilan kita dalam hal ini jauh dari sempurna. Para pembohong yang luar biasa ahli seringkali tetap mampu membohongi kita. Tetapi “pekerjaan” mereka menjadi lebih sulit jika kita betul-betul memperhatikan petunjuk-petujuk di atas. Dan untuk mempelajari lebih mendalam dalam masalah ini tebtunya memerlukan banyak usaha dan praktek. Dan tentunya hal ini bisa berguna bagi kita untuk memahami orang lain. Karena bagaimanpun juga orang berbohong pada kita tentunya mempunyai maksud dan alas an sendiri dan bila kita bisa menemukan dan memahaminya tentunya kita akan lebih arif menghadapi orang tersebut

0 comments: