Jumat, 26 Juni 2009

Senyum dari Mbah Sipon

Siang itu (24 Juni 2009) mataku tertuju pada sosok tua yang duduk di seberang jalan. Dari jauh nampak senyum yang khas, dan saya berkeyakinan bahwa orang itu bukanlah orang biasa. Tanpa ragu saya mendekatinya dan ingin mengenal lebih jauh. Flu yang masih belum hilang tidak menghentikanku untuk membeli es yang dijual orang itu. Yah, sebuah trik agar bisa mengenal sosok tersbut^^. Dan ternyata dugaanku benar, orang tua tersebut LUAR BIASA. Dia sudah kurang lebih 50 tahun berjualan es panda (karena dulunya ada gambar/cap hewan panda). Dan hebatnya lagi dia berjualan dengan berjalan kaki dari Pasar Bringharjo sampai UGM.

Ini mungkin seklumit percakapan siang itu:
“wah pun dangu, mboten bosen mbah?” (wah,sudah lama banget, kog ga bosen mbah?)
“mboten, mas” (tidak, mas)
“ket riyen nggih mung sadhe es niki?” (dari dulu memang hanya jualan es ini?)
“nggih pun niki, riyen pun nate dadi buruh.. tapi mung seminggu.. ting mriko kan wonten mandor.. nek niki kan bebas.. mboten mangkat mboten nopo-nopo” (ya cukup ini saja, dulu pernah jadi buruh.. tapi cuma seminggu.. disanakan ada mandor… tapi kalau ini kan bebas.. tidak berangkat tidak masalah) (persistence & independent)
“sing paling nyenenge sadhe es niki nopo mbah?” (hal paling menyenangkan kita berjualan es ini apa mbah?)
Dengan lugu dia menjawab “oleh duwit,.. nggih mesti telas niki es’e” (dapat uang, ya selalu habis esnya)
“Tapi nek pas sepi niku pripun mbah?” (tapi kalau lagi sepi (pembeli) itu gimana, mbah?)
“hehe… nggih, nek sepikan nggih angsal 10ewu..20ewu… kan taksih wonten sesok” (hehe.. ya, kalau sepikan dapat 10ribu..20ribu.. kan masih ada hari esok) (optimis)

Yah, walaupun hanya berjualan es krim (tradisional-seperti es lilin) namun Mbah Sipon cukup menikmati pekerjaannya saat ini. Dia cukup bangga sekarang kedua anaknya sudah mandiri. Karakter positif yang dimiliki Mbah Sipon tersebut membuatnya bisa bertahan dan melawan keterbatasan yang dimilikinya. Dan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidupnya selalu terpancar dalam senyumnya. Bahwa memang asal kita bisa menerima dan bersyukur setiap pemberianNya, apapun yang kita lakukan bisa memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi diri kita^^

Terserah kalian membuat apa, melakukan apa, tpi asal saling menghormati, bisa bermanfaat dan saling menguntungkan satu sama lain
Cak Nun

0 comments: