Jumat, 26 Maret 2010

Berani mengakui kesalahan



Sore itu saya mengambil pesanan brosur, namun ketika sampai disana salah satu pegawai disana menyampaikan maaf kepada saya bahwa ada kesalahan cetak. Yang seharusnya berwarna orange tercetak merah maroon. Waktu itu saya sedikit kecewa namun bisa menerimanya. Apa lagi mereka juga siap mengganti bila kami tidak berkenan. Dalam hati saya berkata “gapapalah, daripada nunggu”

Namun sesampai dirumah, setelah saya cek tulisannya, tertnyata ada kesalahan cetak lagi. Kalau ini mungkin sulit ditelorir, karena informasi nama dan keterangan yang tidak lengkap. Hal ini bisa menimbulkan mispersepsi bagi pembaca. Saya pun segera balik untuk complain lagi.

Tentu saja,saat menerima saya mereka sempat tidak mau mengakui kesalahan dan menggap hal ini malah kesalhan saya sehingga kedudukan “Sama-sama salah”. Namun setelah saya jelaskan permasalahannya akhirnya mereka bisa menerima juga. Akhirnya kita sepakat bahwa akan diganti cetak ulang dan kita bisa saling tersenyum kembali :)
Saya akui keberanian mengakui kesalahan dan memperbaikinya adalah hal berat. Apalagi ketika kita harus merugi atas kesalahan tersebut. Tidak jarang saya bertemu produsen/toko yang malah menyalahkan konsumen (saya) atas kekeliruan yang terjadi. Dan biasanya jika saya bertemu toko/usaha/ atau apalah yang tidak mau mengakui kesalahan, saya jarang kembali ke mereka.

Begitupula dalam kehidupan sehari-hari, sebagai manusia biasanya tentunya kita sering melakukan kesalahan. Hal yang lumrah jika berbuat khilaf, namun ketika ada orang lain mempersoalkan perbuatan kita, beranikah kamu mengakui kesalahanmu? Mengakui kesalahan bukan berate kalah. Justru saat kita mengatakan apa adanya orang malah menaruh hormat kepada kamu. Orang akan lebih senang jika ada orang mengatakan bahwa dirinya adalah “manusia biasa” daripada dirinya “superman”. Orang sadar bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini, dan ketika orang mengaku salah dan siap bertanggung jawab, berati dia benar-benar menjadi manusia seutuhnya.

12 comments:

matakakiku mengatakan...

benar mas, saya merasa berdosa jika mengingat hari2 kemaren, dimana ada beberapa hal yang belum berani saya akui bahwa itu adalah kesalahan saya. salahsatu contohnya: belum apa2, tetangga saya udah wanti2 akan ngegorok orang, jika ada yg berani nyolong mangganya. hehe (beneran loh ini)

NaiCaNa mengatakan...

berani berbuat berani bertanggung jawab y maz :p

Clara Canceriana mengatakan...

mengakui kesalahan dibutuhkan jiwa yg sportif kalo ga bakalan susah >_<

Arum Suryaningtyas mengatakan...

sebenernya klo cuma mengakui kesalahn sih gmpang maz.. yg sulit tuh pertanggung jawabannya...
*gubrak* hahaha..

tp apapun yang kita perbuat...harusnya kita berani terima konsekuensinya juga..

Ninda Rahadi mengatakan...

mungkin perlu ditambahi judul... pada orang lain

Yoan Ricardo Sinaga mengatakan...

Sebenarnya enggak sulit sih mengakui kesalahan, Mas. Cuma yg sulit adalah menunggu momentum yg tepat aja. Memang ada istilah kalau menunggu momentum yang tepat, trus kapan minta maafnya? Bisa jadi malah masalah gk kelar2... Hehehe...

BrenciA KerenS mengatakan...

mengaku salah itu adalah lawan terberat dari ego...

alrisjualan mengatakan...

Sesuatu yang berat ngakui salah diri. Salam
http://alrisblog.wordpress.com/

Anonim mengatakan...

setuju bang
dan buat gue, org yg berani mengakui kesalahannya dan bertanggung jawab itu bnr gentle abiss :D

Unknown mengatakan...

postingannya bagus sob, plajaan buat saya nih...
maaf telat berkunjung...:)

monika Qrisilvani mengatakan...

dengan senyum memang segalanya lebih indah...
apalagi mengakui kesalahan dengan senyum ikhlas dan meminta maaf..
hidup lebih indah...

Elsa mengatakan...

aku kok jadi inget jumpa pers nya KD ya
berani mengakui kesalahan telah berselingkuh sama Raul

hahahahaha